TOKYO – Pemerintah Prefektur Osaka pada Rabu (7/7) membuat keputusan untuk meminta pemerintah Jepang memperpanjang pembatasan bisnis di bawah keadaan darurat semu COVID-19 yang dijadwalkan berakhir pada Minggu (11/7), hingga akhir Juli, seperti dilaporkan media lokal pada Rabu.
Keputusan untuk memperpanjang pembatasan virus corona di kota bagian barat Jepang itu muncul di tengah kekhawatiran bahwa Olimpiade Tokyo, yang dijadwalkan bergulir pada 23 Juli mendatang, dapat memicu lonjakan infeksi baru.
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga diperkirakan akan membuat keputusan akhir tentang perpanjangan keadaan darurat semu yang mencakup Tokyo dan tiga prefektur tetangga pada Kamis (8/7), tetapi masih belum pasti apakah dia akan memenuhi permintaan Osaka.
Jumlah harian kasus baru COVID-19 di Osaka telah menurun tajam dari puncaknya pada gelombang keempat infeksi di Jepang, dengan 126 kasus terkonfirmasi dilaporkan pada Selasa (6/7), dibandingkan rekor tertinggi 1.200 kasus pada pertengahan Mei.
Namun, tren penurunan itu terhenti dalam beberapa pekan terakhir, dengan sejumlah pejabat prefektur menyuarakan kekhawatiran atas penyebaran virus COVID-19 varian Delta yang sangat menular yang pertama kali ditemukan di India, serta peningkatan infeksi di antara penduduk berusia 20-an dan 30-an.
“Terdapat tanda-tanda virus corona mulai menyebar lagi dan ada risiko tinggi peningkatan kembali,” kata Gubernur Osaka Hirofumi Yoshimura dalam sebuah pertemuan gugus tugas.
Yoshimura menuturkan pembatasan harus tetap diberlakukan sampai akhir Juli.
Perdana Menteri Suga mengumumkan keadaan darurat semu untuk Tokyo dan prefektur lainnya pada April. Status tersebut diperluas dan ditingkatkan ke beberapa wilayah, termasuk di ibu kota, menjadi keadaan darurat penuh, yang memberlakukan denda lebih besar jika terjadi pelanggaran dan menargetkan seluruh prefektur alih-alih daerah berisiko tinggi tertentu. [Xinhua]