HONG KONG – Amerika Serikat (AS) merusak kemajuannya sendiri dalam persaingan talenta karena menempatkan ilmuwan Amerika keturunan China di bawah pengawasan ketat dan memperburuk suasana bagi para ilmuwan yang belajar dan bekerja di sana, seperti dilansir sebuah surat kabar yang berbasis di Hong Kong pada Sabtu (3/7).
South China Morning Post melansir bahwa bagi para ilmuwan dan peneliti keturunan China di AS, sekarang telah menjadi lebih sulit untuk beraktualisasi di bidang-bidang terkait dengan aman sejak 2018.
“Ada tingkat ketakutan di kalangan komunitas ilmiah China-Amerika saat ini yang tampak sangat jelas,” menurut laporan itu mengutip pernyataan Rory Truex, asisten profesor di Universitas Princeton yang mempelajari politik China. Banyak analis khawatir bahwa menempatkan ilmuwan Amerika keturunan China secara kolektif di bawah pengawasan federal dan menghalangi mahasiswa China datang ke AS justru akan mengikis kepemimpinan teknologi Amerika.
“Mengemas masalah persaingan geopolitik sedemikian rupa dengan China sebagai alasan untuk membuat kita lebih tertutup hanya akan merusak kemajuan kita sendiri,” kata Mary Gallagher, Direktur Pusat Studi China di Universitas Michigan.
“Jika Amerika Serikat semakin menutup diri dari mahasiswa internasional, ini akan merugikan Amerika Serikat, dan tidak akan benar-benar merugikan China. Para mahasiswa dan peneliti akan pergi ke negara lain. Inggris, Australia, dan Kanada, semua akan diuntungkan dari kesalahan kita,” papar Gallagher. [Xinhua]