MANILA – Proses evakuasi keluarga-keluarga yang tinggal di dekat gunung berapi pulau di Provinsi Batangas, 66 kilometer sebelah selatan Manila, mulai berlangsung pada Jumat (2/7), sehari setelah erupsi freatomagmatik yang menyemburkan “asap gelap kelabu” ke udara.
“Evakuasi di desa-desa yang berisiko tinggi dan kota-kota sekitar lainnya di provinsi tersebut sedang berlangsung,” kata juru bicara kepresidenan Filipina Harry Roque dalam pernyataannya.
Lebih lanjut, Roque menuturkan bahwa pemerintah telah mengerahkan personel dan kendaraan militer maupun kepolisian untuk membantu memindahkan para penduduk yang terdampak dari zona bahaya.
“Kami mengimbau kepada penduduk di kawasan sekitar danau gunung berapi tersebut agar tetap waspada, melakukan tindakan pencegahan, dan bekerja sama dengan otoritas setempat jika proses evakuasi diperlukan,” tambah Roque.
Juru bicara Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Filipina Mark Timbal menyampaikan hampir 1.400 penduduk desa di beberapa wilayah telah dievakuasi sejak Kamis (1/7). Jumlah penduduk yang terdampak dapat bertambah jika erupsi terus meningkat.
Erupsi pada Kamis terjadi saat para penduduk desa masih berusaha pulih dari dampak letusan pada Januari 2020 lalu yang menyelimuti provinsi itu dan daerah sekitarnya dengan abu.
Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs) menaikkan status waspada gunung berapi itu ke level 3 dalam skala 5 tingkatan pada Kamis, setelah “erupsi freatomagmatik singkat terjadi di kawah utama” yang menyemburkan “asap gelap kelabu setinggi 1.000 meter.”
Institut tersebut juga merekam empat “semburan freatomagmatik singkat” lagi pada Kamis malam, mengeluarkan “asap pendek setinggi 200 meter di atas danau kawah utama.”
“Kami memperkirakan jenis erupsi yang sama. Namun, ada kemungkinan letusan yang lebih besar dapat terjadi, lebih besar dibandingkan erupsi pada Kamis,” ungkap Direktur Phivolcs Renato Solidum.
Solidum menyampaikan bahwa institut itu memantau dengan cermat jika magma baru akan naik dari bawah, memicu “semburan erupsi yang sangat besar” yang menyerupai erupsi tahun lalu.
Erupsi freatomagmatik terjadi saat magma dan air yang bersuhu lebih dingin berinteraksi, sehingga memicu letusan.
Sejak erupsi pada Kamis, institut itu juga memantau sejumlah gempa vulkanik dan tingginya tingkat emisi gas sulfur dioksida vulkanik serta asap dengan kadar uap tinggi yang menyembur setinggi 3.000 meter.
“Magma yang keluar dari kawah utama dapat memicu erupsi besar, kata institut itu memperingatkan.
Pada Januari 2020, erupsi Gunung Api Taal di Provinsi Batangas berdampak terhadap lebih dari 500.000 warga, juga menyebabkan kerusakan langsung pada infrastruktur dan pertanian di provinsi Cavite, Laguna, Rizal, dan Batangas yang mencapai miliaran dolar AS.
Gunung Api Taal merupakan salah satu dari 24 gunung berapi aktif yang tersebar di seantero kepulauan Filipina.
Terletak di sepanjang “Cincin Api Pasifik” dan Sabuk Siklon Pasifik, sedikitnya 60 persen dari total luas daratan Filipina rentan terhadap berbagai bencana alam seperti gempa bumi yang sering terjadi, banjir, tsunami, tanah longsor, erupsi vulkanik, angin topan, dan monsun tahunan. [Xinhua]