TOKYO – Tingkat pengangguran di Jepang meningkat menjadi 3,0 persen pada Mei, level tertinggi dalam lima bulan akibat perpanjangan status darurat selama pandemi COVID-19, demikian diungkapkan statistik pemerintah negara tersebut pada Selasa (29/6).
Indeks pengangguran yang disesuaikan secara musiman meningkat dari 2,8 persen pada April, naik untuk dua bulan berturut-turut, menurut data dari Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang.
Angka itu tetap berada di paruh atas kisaran 2 persen sejak menyentuh 3,0 persen pada Desember.
Statistik terkini menunjukkan bahwa jumlah orang yang bekerja mencapai 66,45 juta, turun 130.000 dibandingkan bulan sebelumnya dan mengalami penyusutan tiga bulan berturut-turut.
Jumlah pengangguran meningkat 100.000 sejak April menjadi 2,04 juta orang. Dari angka tersebut, 810.000 di antaranya meninggalkan pekerjaan mereka secara sukarela (naik 70.000). Sementara itu 630.000 orang diberhentikan (naik 30.000), dan 480.000 lainnya adalah pencari kerja baru (turun 10.000).
Statistik terpisah dari Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Jepang memaparkan bahwa rasio ketersediaan pekerjaan pada Mei mencapai 1,09, tetap tidak berubah dibandingkan bulan sebelumnya. Artinya, terdapat 109 lowongan pekerjaan bagi setiap 100 pencari kerja. [Xinhua]