SYDNEY – Pandemi COVID-19 menghantam parah kalangan muda Australia saat kebijakan karantina wilayah (lockdown) pertama diterapkan, menurut laporan yang dirilis baru-baru ini. Disebutkan bahwa kalangan muda Australia mengalami tingkat tekanan psikologis, kehilangan pekerjaan, dan gangguan pendidikan yang lebih tinggi.
Laporan yang ditulis oleh Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Australia (Australian Institute of Health and Welfare/AIHW) dan dirilis pada Jumat (25/6) tersebut mengungkapkan bahwa tantangan yang dihadapi oleh kalangan muda Australia meningkat selama tahap-tahap awal pandemi COVID-19, jika dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih tua.
Laporan itu mengumpulkan data tentang kalangan muda berusia 12 hingga 24 tahun dan pengalaman mereka terkait sekolah dan pendidikan tinggi, kesehatan mental dan kesejahteraan, pekerjaan, kondisi hidup, dan hubungan pribadi.
Menurut laporan itu, 592.000 warga Australia kehilangan pekerjaan pada April 2020, lebih dari satu dari tiga di antaranya berusia 15-24 tahun. Proporsi dari kelompok usia tersebut yang tidak mengenyam pendidikan, bekerja, atau mengikuti pelatihan naik dari 8,7 persen pada Mei 2019 menjadi 12 persen pada Mei 2020. Pengalaman tekanan psikologis berat pada kelompok usia tersebut juga meningkat dari 14 persen pada Februari 2017 menjadi 22 persen pada April 2020.
“Masa remaja dan dewasa muda merupakan periode kritis dalam kehidupan seseorang. Kaum muda kerap mengalami perubahan fisik, sosial, dan emosional yang cepat ketika mereka dalam peralihan dari fase ketergantungan menuju kemandirian,” tutur juru bicara AIHW Sally Mills.
Mills menambahkan bahwa tingkat rata-rata tekanan psikologis di kalangan kaum muda pada April 2021 tercatat lebih rendah daripada angka April 2020, namun lebih tinggi dibandingkan Februari 2017. Oleh karena itu, diperlukan pemantauan untuk memahami sepenuhnya dampak jangka panjang pandemi. [Xinhua]