JOHANNESBURG – Varian Delta, yang pertama kali terdeteksi di India, menjadi penyebab terbesar pandemi COVID-19 gelombang ketiga di Afrika Selatan, kata seorang ilmuwan senior pada Sabtu (26/6) dalam jumpa pers.
Tulio de Oliveira, Direktur KwaZulu-Natal Research Innovation and Sequencing Platform (KRISP), mengungkapkan bahwa varian Delta tampaknya mendominasi kasus-kasus baru yang dilaporkan di negara itu.
“Ini merupakan varian yang, pada awalnya, menyebabkan epidemi besar-besaran di India dan tampaknya meningkat sangat cepat dalam hal frekuensi dan mendominasi kasus-kasus penularan di Afrika Selatan,” jelas Oliveira. “Dalam data yang lebih baru yang kami kumpulkan dari kasus-kasus penularan dalam masyarakat di KZN, (varian ini) benar-benar telah mendominasi.”
Oliveira mengatakan varian Delta lebih menular daripada varian Beta.
“Kami tengah menghadapi gelombang ketiga. Kami terus menyaksikan lonjakan yang berulang dan jumlah infeksi ini terus bertambah, Gauteng juga masih menjadi episentrum wabah baru ini,” kata Pelaksana Tugas Menteri Kesehatan Afrika Selatan Mmamoloko Kubayi dalam konferensi pers.
Dalam 24 jam terakhir, ada 18.762 kasus baru yang mewakili tingkat tes positif 25,5 persen. Dari jumlah tersebut, Gauteng menyumbang 11.777 kasus baru.
Kubayi meyakini puncak gelombang ketiga di negara tersebut kemungkinan dapat melampaui puncak gelombang kedua yang terjadi pada Januari lalu, ketika lebih dari 21.000 kasus dilaporkan dalam sehari.
“Kami tetap sangat khawatir dengan peningkatan rawat inap yang begitu membebani fasilitas kesehatan di Gauteng,” imbuhnya. [Xinhua]