NEW DELHI – Sebuah tim audit yang dibentuk oleh Mahkamah Agung (MA) India selama puncak gelombang kedua penularan COVID-19 bulan lalu melaporkan bahwa pemerintah ibu kota, New Delhi, berupaya mendapatkan pasokan oksigen medis berkali-kali lipat dari yang dibutuhkan.
Laporan sementara subkelompok itu yang diajukan ke mahkamah mengatakan bahwa klaim pemerintah Delhi atas 1.140 ton oksigen medis cair (liquid medical oxygen/LMO) untuk digunakan di 183 rumah sakit setempat merupakan jumlah yang berkali-kali lipat dari konsumsi yang telah diperhitungkannya.
“Subkelompok yang dibentuk oleh Mahkamah Agung untuk mengaudit konsumsi oksigen di Delhi itu menyatakan ada perbedaan besar antara angka konsumsi nyata yang diklaim dengan angka konsumsi yang dihitung berdasarkan formula kapasitas tempat tidur,” kata laporan itu, seperti dilansir media setempat.
Laporan itu menyebut ada empat rumah sakit dengan kapasitas tempat tidur sangat sedikit yang mengklaim konsumsi LMO sangat tinggi, dan “klaim itu tampak jelas keliru, berujung pada informasi menyesatkan dan permintaan oksigen yang jauh lebih tinggi untuk Delhi.”
Tim audit oksigen tersebut juga menyatakan bahwa pasokan oksigen yang berlebih di Delhi dapat memengaruhi pasokan ke 12 negara bagian yang mencatatkan jumlah kasus COVID-19 tinggi.
Selama periode April-Mei, sistem kesehatan di Delhi mengalami kekurangan yang parah terkait suplai oksigen, tempat tidur rumah sakit, dan obat-obatan yang dibutuhkan untuk merawat pasien COVID-19. [Xinhua]