WASHINGTON – Pemerintahan Biden berencana mengevakuasi beberapa penerjemah Afghanistan dan individu lainnya, yang bekerja untuk militer Amerika Serikat (AS), sebelum penarikan pasukan selesai, menurut sejumlah laporan pada Kamis (24/6).
Mengutip pejabat AS, beberapa outlet media menyampaikan bahwa sejumlah warga Afghanistan akan dikirim ke lokasi yang aman sembari menunggu permohonan visa AS mereka diproses.
Pejabat AS menolak memberi tahu lokasi para warga Afghanistan tersebut akan menunggu, dan tidak jelas apakah negara-negara ketiga telah sepakat untuk menampung mereka, tulis The New York Times dalam sebuah laporan pada Kamis.
Lebih dari 18.000 warga Afghanistan mengajukan permohonan Visa Imigran Khusus, yang tersedia bagi mereka yang menghadapi ancaman karena bekerja untuk pemerintah AS.
Berita ini muncul ketika Presiden Joe Biden dikabarkan akan bertemu dengan Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani di Gedung Putih pada Jumat (25/6).
Sekelompok anggota parlemen mendesak pemerintah Biden untuk melindungi warga Afghanistan tersebut karena situasi keamanan yang semakin memburuk di negara itu, dan militer AS telah menyelesaikan lebih dari setengah proses penarikan pasukannya.
Militan Taliban terus melancarkan perlawanan sengit terhadap pasukan pemerintah Afghanistan sejak penarikan pasukan AS pada 1 Mei lalu. Kelompok itu mengklaim telah menduduki lebih dari 40 distrik pinggiran kota dalam sebulan terakhir.
Pada April lalu, Biden mengumumkan bahwa semua pasukan AS akan meninggalkan Afghanistan sebelum 11 September tahun ini, bertepatan dengan 20 tahun serangan teroris yang menyeret AS ke dalam perang terpanjangnya. [Xinhua]