NEW DELHI – Jumlah kasus varian COVID-19 Delta Plus di India naik menjadi sekitar 40, demikian disampaikan para pejabat setempat pada Rabu (23/6).
Galur (strain) Delta Plus, yang awalnya ditandai sebagai Variant of Interest, kemudian dinyatakan sebagai Variant of Concern (VOC) oleh pemerintah India.
Pada Selasa (22/6), jumlah kasus varian Delta Plus di India mencapai 22 dan infeksi ditemukan di distrik Ratnagiri dan Jalgaon di Negara Bagian Maharashtra, distrik Palakkad dan Pathanamthitta di Negara Bagian Kerala, serta distrik Bhopal dan Shivpuri di Negara Bagian Madhya Pradesh.
“Sampai saat ini, di antara sampel (berjumlah lebih dari 45.000) yang diurutkan di India, varian ini ditemukan secara sporadis di Maharashtra, Kerala, dan Madhya Pradesh, dengan sekitar 40 kasus diidentifikasi sejauh ini dan tidak ada peningkatan prevalensi yang signifikan,” kata pernyataan yang dikeluarkan oleh pemerintah India.
Pada Selasa, pemerintah federal mengirim peringatan ke negara bagian Maharashtra, Kerala, dan Madhya Pradesh mengenai kasus Delta Plus yang ditemukan di wilayah tersebut. Negara-negara bagian itu didesak untuk segera meluncurkan tindakan termasuk mencegah kerumunan dan pertemuan, serta memulai pengujian secara luas, pelacakan yang cepat, dan vaksinasi berdasarkan prioritas.
Kasus varian Delta Plus dilaporkan pada saat India melaporkan jumlah kasus harian yang lebih rendah dan pemerintah daerah di sejumlah negara bagian India mencabut pembatasan terkait COVID-19.
Varian Delta Plus adalah versi mutan dari strain Delta yang pertama kali terdeteksi di India. Virus ini dianggap sangat menular dan cepat menyebar.
Para ahli di Maharashtra khawatir varian baru ini berpotensi memicu gelombang ketiga wabah COVID-19, sebut laporan tersebut. [Xinhua]