LONDON – Para ilmuwan Inggris pada Minggu (20/6) memperingatkan bahwa negara itu akan dilanda “musim dingin yang sangat memprihatinkan” karena potensi munculnya virus pernapasan baru, dengan kemungkinan karantina wilayah (lockdown) lebih lanjut.
Profesor Calum Semple, anggota Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat (Scientific Advisory Group for Emergencies/SAGE), sebuah badan penasihat pemerintah Inggris, mengatakan bahwa anak-anak dan orang tua khususnya akan sangat rentan terhadap virus-virus endemik pada akhir tahun ini.
Menggambarkannya sebagai “musim dingin gelombang keempat,” dia menuturkan kepada Times Radio bahwa “akan ada akhir yang tak terduga pada setiap pandemi” karena jaga jarak sosial akan mengurangi paparan orang terhadap virus-virus pernapasan endemik biasa seperti pneumonia dan bronkiolitis.
“Saya memperkirakan kita akan mengalami musim dingin yang sangat memprihatinkan karena virus pernapasan lainnya akan kembali dan menghantam kita dengan cukup keras,” katanya. “Namun setelah itu, saya rasa kita akan melihat bisnis berjalan normal tahun depan.”
Sementara itu, Susan Hopkins, Direktur Kesehatan Masyarakat Inggris untuk COVID-19, memperingatkan “kita mungkin harus lebih lanjut menerapkan lockdown musim dingin ini” tergantung pada apakah rumah-rumah sakit mulai kewalahan.
“Saya rasa kita memiliki cara alternatif untuk mengatasi masalah ini, melalui vaksinasi, melalui antivirus, melalui obat-obatan, melalui tes yang tidak kita lakukan pada musim dingin tahun lalu,” katanya kepada BBC.
Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa gelombang ketiga infeksi virus corona “dapat dipastikan akan tiba” di Inggris akibat penyebaran cepat varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India, meski kapasitas penerimaan rumah sakit diharapkan tidak berada dalam skala yang sama seperti pada Januari.
Data terbaru yang dipublikasikan oleh Kesehatan Masyarakat Inggris menunjukkan vaksin AstraZeneca 92 persen efektif terhadap kasus rawat inap akibat varian Delta setelah dua dosis suntikan, sementara efektivitas vaksin Pfizer mencapai 96 persen.
Lebih dari 42,6 juta orang di Inggris telah diberikan suntikan pertama vaksin virus corona, sementara lebih dari 31 juta orang telah divaksinasi penuh dengan dosis kedua, menurut angka resmi terbaru.
Para ahli memperingatkan bahwa virus corona dapat terus berkembang selama beberapa tahun mendatang, dan pada akhirnya vaksin yang ada saat ini akan berpotensi gagal melindungi dari penularan, infeksi, atau bahkan terhadap penyakit yang disebabkan oleh varian yang lebih baru.
Agar dapat kembali ke kehidupan normal, negara-negara seperti Inggris, China, Rusia, Amerika Serikat, serta Uni Eropa berpacu dengan waktu untuk meluncurkan vaksin virus corona. [Xinhua]