WASHINGTON – Seorang pejabat Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) pada Jumat (18/6) menyampaikan bahwa dirinya memperkirakan kenaikan suku bunga pertama bank sentral akan terjadi pada akhir 2022 karena inflasi melaju lebih cepat dibandingkan perkiraan sebelumnya.
“Saya memperkirakan hal ini dapat terjadi pada akhir 2022,” ujar Presiden Bank Federal Reserve St. Louis James Bullard dalam sebuah wawancara dengan CNBC. “Saya pikir wajar jika kami bersikap lebih hawkish (kecondongan untuk menaikkan suku bunga atau menerapkan kebijakan moneter ketat) dalam hal ini demi membendung tekanan inflasi.”
Bullard menuturkan bahwa dia memperkirakan laju inflasi akan mencapai 3 persen tahun ini dan 2,5 persen pada 2022 sebelum kembali turun ke target The Fed yakni 2 persen.
“Jika Anda pikir hal itu yang akan terjadi, maka pada akhir 2022, Anda telah memiliki laju inflasi sebesar 2,5 hingga 3 persen dalam dua tahun,” lanjut Bullard.
“Bagi saya, hal itu akan memenuhi kerangka kerja kami ketika kami mengatakan akan membiarkan laju inflasi berjalan di atas target untuk sementara waktu, dan dari sana kami dapat menurunkannya hingga 2 persen pada ‘cakrawala’ berikutnya,” imbuh pejabat The Fed tersebut.
Pernyataan Bullard muncul usai The Fed pada Rabu (16/6) tetap mempertahankan suku bunga acuannya pada rekor level terendah yakni hampir nol, sembari menegaskan bahwa lonjakan inflasi itu bersifat “sementara.”
Sekitar 13 dari 18 pejabat The Fed memperkirakan bahwa kenaikan suku bunga pertama akan terjadi pada akhir 2023, dibandingkan tujuh pejabat pada Maret, menurut proyeksi ekonomi bank sentral AS itu yang dirilis pada Rabu.
Kendati demikian, Gubernur The Fed Jerome Powell mengecilkan pentingnya proyeksi-proyeksi tersebut.
“Ini tentu saja merupakan proyeksi individual, bukan perkiraan komite. Proyeksi itu bukanlah sebuah rencana,” tutur Powell dalam sebuah konferensi pers pada Rabu, seraya menyangkal adanya pembahasan apa pun terkait kenaikan suku bunga pada tahun tertentu. [Xinhua]