BEIJING – Pesawat luar angkasa berawak China, Shenzhou-12, yang membawa tiga taikonaut, sebutan untuk astronaut China, meluncur dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di China barat laut pada Kamis (17/6) pagi waktu setempat, menandai tonggak penting lainnya dalam upaya eksplorasi ruang angkasa negara itu.
Sudah hampir lima tahun sejak China kali terakhir mengirimkan taikonautnya ke luar angkasa. Dalam misi kali ini, ketiga astronaut China itu, yang akan menjadi pengunjung pertama modul inti stasiun luar angkasa Tianhe, akan menghabiskan tiga bulan di orbit untuk melakukan banyak tugas di dalam dan luar kabin.
Ruang angkasa yang luas merupakan kekayaan bersama bagi umat manusia. Bangsa China berbagi mimpi dan hak yang sama dengan seluruh penduduk Bumi untuk menjelajahi alam semesta yang misterius. Tujuan eksplorasi ruang angkasa China selama ini adalah penggunaan damai dari apa yang disebut banyak orang sebagai batas akhir peradaban manusia. Beijing tak pernah berniat untuk bergabung dalam perlombaan antariksa zero-sum atau bersaing untuk kepemimpinan global di ruang angkasa.
Dari Bulan hingga Mars, dari penjelajahan planet tak berawak hingga misi luar angkasa berawak, China meluncur ke luar angkasa dalam (deep space) dengan pikiran terbuka serta kesediaan yang teguh untuk bekerja sama dengan pihak-pihak lain dan berbagi pencapaiannya.
Salah satu bukti nyata adalah sembilan proyek kerja sama internasional pertama yang dirilis China dan PBB pada 2019 lalu untuk stasiun luar angkasa China yang direncanakan saat itu. Proyek-proyek itu melibatkan 23 entitas dari 17 negara yang bergerak di bidang kedokteran kedirgantaraan, ilmu kehidupan luar angkasa dan bioteknologi, fisika gaya berat mikro dan ilmu pembakaran, astronomi, serta beberapa teknologi baru lainnya.
Sebaliknya, anggota parlemen Amerika Serikat justru menetapkan batasan hukum bagi NASA untuk bekerja sama dengan China. Namun demikian, pikiran sempit dan keegoisan mereka gagal melemahkan ambisi dan kemajuan program antariksa China.
Shenzhou-12, misi luar angkasa berawak ketujuh China sejauh ini, juga merupakan ujian komprehensif bagi teknologi mutakhir dan kemampuan inovasi negara itu.
Peluncuran Shenzhou-12 yang sukses pada Kamis ini terjadi hanya beberapa pekan menjelang peringatan satu abad Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC). Sebuah kesempatan yang mengingatkan pada fakta bahwa meski kerja sama internasional menjadi tujuan utama program penjelajahan ruang angkasa China, semangat kemandirian dan keseluruhan pertumbuhan kekuatan nasional negara tersebut dalam beberapa dekade terakhir menjadi dasar bagi pengembangan badan antariksa mereka.
Nama-nama China yang indah, Shenzhou dan Tianhe, yang masing-masing bermakna “kapal ilahi” dan “harmoni surga”, seolah merangkum kerinduan tak terbatas bangsa China terhadap bintang-bintang yang jauh dan ruang angkasa yang belum diketahui.
Saat China sedang membangun stasiun luar angkasa barunya sebagai pos terdepan untuk penjelajahan masa depan umat manusia di alam semesta yang belum diketahui, China bermaksud mengubah ruang angkasa menjadi bidang baru untuk bekerja sama alih-alih arena lainnya untuk beradu menang-kalah. [Xinhua]