WASHINGTON – Perusahaan-perusahaan Eropa mengantongi margin yang lebih tinggi di China dibandingkan secara global dan sedang meningkatkan investasi di negara itu menyusul pemulihan cepat dari pandemi COVID-19 tahun lalu, menurut sebuah laporan Bloomberg.
Proporsi perusahaan-perusahaan Eropa yang berencana memperluas operasional di China pada 2021 melonjak menjadi hampir 60 persen dari 51 persen tahun lalu, seperti dilaporkan Bloomberg pada Selasa (8/6), mengutip survei dari Kamar Dagang Eropa.
Sekitar separuh dari 585 responden yang disurvei melaporkan margin keuntungan yang lebih tinggi di China daripada rata-rata global mereka, sementara proporsinya sebesar 38 persen tahun lalu.
Selain itu, 73 persen responden melaporkan laba tahun lalu, dengan 14 persen lainnya mencapai titik impas. Angka-angka tersebut hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya meskipun ada gangguan pandemi, yang mencerminkan pemulihan cepat ekonomi China, menurut pengamatan Bloomberg.
“Ketahanan pasar China memberikan perlindungan yang sangat dibutuhkan bagi perusahaan-perusahaan Eropa di tengah badai pandemi COVID-19,” menurut survei tersebut.
Sementara itu, seperempat dari perusahaan yang disurvei melakukan “onshoring” (merelokasi operasional yang sebelumnya di negara lain kembali ke negara asal) rantai pasokan mereka di China, papar laporan tersebut.
“Poin utamanya adalah mengembangkan rantai pasokan sebanyak mungkin di sini, sejauh mungkin, untuk menyediakan apa yang dibutuhkan pasar di sini,” kata Charlotte Roule, anggota dewan Kamar Dagang Eropa, seperti dikutip Bloomberg. [Xinhua]