MANILA – Sekitar 4,14 juta warga Filipina kehilangan pekerjaan pada April, menyebabkan tingkat pengangguran di negara Asia tenggara itu naik menjadi 8,7 persen, demikian disampaikan Otoritas Statistik Filipina (Philippines Statistics Authority/PSA) pada Selasa (8/6).
Angka tersebut “secara substansial lebih rendah dari rekor tertinggi 17,6 persen pada April 2020 namun lebih tinggi dibandingkan dengan 7,1 persen yang dilaporkan pada Maret 2021,” ujar Kepala PSA Dennis Mapa dalam konferensi pers secara daring (online). Jumlah total pengangguran berusia di atas 15 tahun tercatat sebanyak 4,14 juta pada April tahun ini, turun 3,09 juta dari rekor pada April 2020, tambah Mapa.
Diungkapkan Mapa, jumlah tenaga kerja di negara tersebut mencatatkan penurunan secara bulanan (month-on-month) pada April saat pemerintah kembali menerapkan aturan karantina wilayah (lockdown) yang ketat di Metro Manila dan wilayah sekitarnya akibat lonjakan kasus COVID-19. Sekretaris Perencanaan Sosial Ekonomi Filipina Karl Kendrick Chua mengatakan dampak aturan lockdown terhadap pengangguran lebih terasa di wilayah yang menerapkan langkah karantina lebih ketat, dan menyoroti lebih lanjut mengenai sensitivitas pasar tenaga kerja terhadap level karantina.
Filipina berada di bawah penerapan lockdown dalam berbagai tingkatan sejak pemerintah memberlakukan aturan tersebut pada pertengahan Maret tahun lalu, menyebabkan banyak bisnis tutup untuk sementara waktu. Saat ini, Filipina masih bergulat dengan lonjakan kasus COVID-19 yang totalnya mencapai 1.276.004 hingga Senin (7/6). Sejauh ini, penyakit tersebut telah menyebabkan hampir 22.000 kematian di negara itu. [Xinhua]