BEIJING – Dengan bantuan teleskop radio terbesar di dunia, para ilmuwan China berhasil membuat kemajuan dalam observasi kilau antarplanet (interplanetary scintillation/IPS), fenomena yang dapat dimanfaatkan untuk mempelajari cuaca di luar angkasa.
Sinyal radio dari sumber radio padat berjarak jauh diuraikan oleh angin surya, dan oleh karena itu, sebuah pola difraksi acak teramati dari Bumi. Fenomena ini dikenal sebagai IPS dan observasi IPS berbasis darat itu pada gilirannya dapat membantu menentukan ciri fisik dari angin surya.
Para peneliti dari Observatorium Astronomi Nasional di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China berhasil membuat analisis terhadap angin surya melalui observasi IPS menggunakan Teleskop Radio Sferikal Apertur Lima ratus meter (Five-hundred-meter Aperture Spherical Radio Telescope/FAST).
Berkat sensitivitas sangat tinggi yang dimiliki FAST, informasi kecepatan angin surya dapat diperoleh dalam waktu 20 detik saja, jauh lebih cepat dibanding waktu yang dibutuhkan oleh teleskop radio konvensional, papar tim penelitian itu pada Selasa (1/6).
“FAST berpotensi memainkan peran unik dalam studi IPS,” ujar Peng Bo, salah satu penulis yang berkontribusi dalam studi yang dipublikasikan secara daring dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.
Seorang penilai anonim berkomentar bahwa studi tersebut “baru dan membawa keuntungan bagi komunitas astrofisika yang lebih luas.”
Karena penjelajahan luar angkasa semakin sering dilakukan, pemantauan aktivitas surya dan prakiraan cuaca luar angkasa menjadi semakin penting. Oleh karena itu, para ilmuwan memiliki ekspektasi lebih tinggi terhadap penemuan menggunakan observasi IPS.
Menurut studi itu, meski angin surya dapat diamati secara langsung menggunakan satelit atau wahana antariksa dengan akurasi yang relatif tinggi, observasi IPS berbasis darat merupakan metode yang lebih ekonomis untuk mendapatkan informasi terkait angin surya seperti kecepatannya.
Fenomena IPS ditemukan pada era 1960-an dan sejak saat itu, banyak negara, termasuk Inggris, Amerika Serikat, Jepang, dan India, melaksanakan studi IPS. Di China, observasi IPS mulai dilakukan pada tahun 1990-an.
FAST merupakan teleskop radio cakram tunggal terbesar di dunia, dengan area penerimaan yang luasnya setara dengan 30 lapangan sepak bola standar. Berlokasi di cekungan karst yang dalam dan bulat di Provinsi Guizhou, China barat daya, FAST resmi mulai beroperasi pada 11 Januari 2020. [Xinhua]