HEFEI – Para ilmuwan China membuat rekor dunia baru dalam mencapai suhu plasma 120 juta derajat Celsius selama 101 detik dalam eksperimen terbaru pada Jumat (28/5), sebuah langkah kunci menuju uji coba reaktor fusi.
Terobosan ini diumumkan oleh Gong Xianzu, seorang peneliti di Institut Fisika Plasma Akademi Ilmu Pengetahuan China (Institute of Plasma Physics of the Chinese Academy of Sciences/ASIPP), yang bertanggung jawab atas eksperimen tersebut, yang dilakukan di Hefei, ibu kota Provinsi Anhui, China timur.
Percobaan pada tokamak superkonduktor canggih eksperimental (Experimental Advanced Superconducting Tokamak/EAST), atau “matahari buatan China”, tersebut juga merealisasikan suhu plasma 160 juta derajat Celsius yang berlangsung selama 20 detik.
Tujuan akhir EAST, yang berada di ASIPP di Hefei, adalah menciptakan fusi nuklir seperti Matahari, menggunakan deuterium yang berlimpah di laut untuk menyediakan aliran energi bersih yang stabil.
Menurut estimasi, kandungan deuterium dalam satu liter air laut dapat menghasilkan jumlah energi yang setara dengan 300 liter bensin melalui reaksi fusi.
Sekitar 300 ilmuwan dan insinyur dikerahkan untuk mendukung pengoperasian fasilitas percobaan berbentuk donat tersebut, yang meliputi sistem vakum, sistem gelombang RF, sistem hamburan laser, dan sistem gelombang mikro. Pekerjaan persiapan dan peningkatan untuk eksperimen ini telah dimulai sekitar setahun lalu, kata institut tersebut.
“Ini pencapaian besar di bidang fisika dan teknik China. Keberhasilan eksperimen ini meletakkan dasar bagi China untuk membangun stasiun pembangkit energi fusi nuklirnya sendiri,” kata Song Yuntao, Direktur ASIPP.
Pada November 2018 lalu, EAST menghasilkan suhu elektron 100 juta derajat Celsius di plasma intinya, hampir tujuh kali lipat suhu interior Matahari. Tahun lalu, EAST mencapai suhu plasma 100 juta derajat Celsius selama 20 detik.
Berbeda dengan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas alam, yang terancam habis dan dapat merusak lingkungan, bahan mentah yang dibutuhkan untuk “matahari buatan” ini hampir tidak terbatas di Bumi. Oleh karena itu, energi fusi dianggap sebagai “sumber energi pamungkas” yang ideal dengan potensi membantu China mewujudkan target netralitas karbonnya.
Energi fusi, salah satu kemajuan terbesar fisika saat ini, tidak hanya membutuhkan kemampuan penelitian ilmiah terbaik tetapi juga instrumen eksperimental yang masif.
Sejak beroperasi pada 2006, EAST yang dirancang dan dikembangkan oleh China telah menjadi platform pengujian terbuka bagi ilmuwan lokal maupun mancanegara untuk melakukan eksperimen terkait fusi. [Xinhua]