CHANGSHA – Meski cuaca hujan, masyarakat berbondong-bondong mendatangi sebuah rumah duka pada Minggu (23/5) di Changsha, Provinsi Hunan, China tengah, untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Yuan Longping, atau dikenal sebagai “Bapak Padi Hibrida”, yang wafat pada Sabtu (22/5) lalu.
Sejak pukul 10.00, para pelayat tak henti-hentinya berdatangan dan membentuk antrean panjang di tengah hujan, sambil membawa bunga bagi mendiang ilmuwan padi terkemuka itu. Tamu yang datang meliputi warga lanjut usia, mahasiswa, serta anak-anak bersama orang tuanya, dan banyak di antara mereka berasal dari kota lain.
Terkenal karena mengembangkan galur padi hibrida dengan hasil tinggi pertama yang membebaskan banyak orang dari kelaparan, Yuan meninggal dunia di usia 91 tahun akibat gagal organ.
JIANG JIANKE, Pelajar sekolah dasar dari Wuhan : “Saya berangkat dari Wuhan sekitar pukul 06.30 untuk melihat Kakek Yuan karena beliau sudah lama menjadi idola saya.”
Di antara kerumunan masyarakat, terdapat banyak staf pengiriman yang mengantarkan bunga tanda belasungkawa dari para pelanggan yang tak dapat hadir secara langsung.
LI JUNSONG, Staf pengiriman : “Orang-orang di kota lain yang mengagumi Kakek Yuan tetapi tidak dapat datang langsung ke pemakaman memesan bunga secara daring dan meminta kami untuk mengantarkan bunga tanda dukacita untuknya.”
“Ya. Awalnya saya berniat meminta orang lain untuk mengantar bunga tersebut. Tapi karena saya juga datang ke sini, saya membeli bunga sendiri dan mengantre untuk menyampaikan belasungkawa, karena saya pun mengagumi Kakek Yuan.”
Para pelayat juga memberikan penghormatan kepada Kakek Yuan di monumen peringatan di Pusat Penelitian Padi Hibrida Hunan di Changsha, tempat Yuan dulu bekerja.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Changsha, China. (XHTV)