TOKYO – Wakil Presiden Komite Olimpiade Internasional (International Olympic Committee/IOC) John Coates pada Jumat (21/5) mengatakan Olimpiade Tokyo yang sempat tertunda “mutlak” akan digelar dalam dua bulan, terlepas dari apakah ibu kota Jepang itu masih dalam keadaan darurat.
Coates, Kepala Komisi Koordinasi IOC untuk Olimpiade Tokyo, menyampaikan kepada wartawan usai pertemuan virtual selama tiga hari dengan panitia penyelenggara, “Kami telah melihat keberhasilan lima uji coba olahraga selama keadaan darurat. Semua berjalan sesuai rencana kami untuk melindungi keselamatan dan keamanan para atlet dan masyarakat Jepang yang berada di sekitar situasi paling buruk ini, jadi jawabannya mutlak ya.”
Tokyo, Osaka dan tujuh prefektur lainnya mengumumkan keadaan darurat sejak April, dan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menambahkan Okinawa ke daftar setelah prefektur di wilayah Jepang selatan itu mengonfirmasi rekor harian 207 kasus COVID-19 pada Jumat.
“Saya dapat katakan dengan lebih jelas dari sebelumnya bahwa sekarang Olimpiade ini akan aman bagi semua orang yang berpartisipasi dan, yang terpenting, aman bagi masyarakat Jepang,” tutur Coates. “Kami melakukan segala kemungkinan agar Olimpiade aman bagi peserta dan orang-orang di Jepang.”
“Kami melakukannya untuk para atlet. Keinginan para atlet tetap tinggi seperti sebelumnya,” imbuh pejabat asal Australia tersebut. “Kami ingin memberikan kesempatan kepada para atlet untuk berkompetisi.”
Suga dan Gubernur Tokyo Yuriko Koike bersepakat dalam pertemuan sebelumnya pada hari itu bahwa kedua pihak akan terus bekerja demi Olimpiade yang “aman dan nyaman”.
Penolakan publik terhadap Olimpiade di Jepang meningkat dalam beberapa bulan terakhir ketika negara itu bergulat dengan COVID-19. Sebuah survei yang dirilis pada Senin (17/5) oleh surat kabar Jepang Asahi Shimbun menunjukkan lebih dari 80 persen responden menolak Olimpiade digelar di Tokyo tahun ini. [Xinhua]