JENEWA – Jumlah kematian global akibat virus corona kemungkinan lebih tinggi dua atau tiga kali lipat dari angka resmi karena banyak negara menghadapi sejumlah tantangan dalam memperkirakan dan melaporkan jumlah kematian secara memadai, ungkap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (21/5).
Sejak wabah mulai merebak, virus corona baru (COVID-19) menginfeksi lebih dari 153 juta orang dan menyebabkan 3,2 juta lebih kematian secara global hingga 1 Mei tahun ini, angka korban meninggal tersebut kemungkinan tidak dilaporkan dan bisa jadi beberapa kali lipat lebih tinggi, papar WHO dalam penilaian tahunannya terkait “kondisi kesehatan dunia” yang disajikan dalam laporan Statistik Kesehatan Dunia 2021.
Jumlah kematian global akibat COVID-19 yang dilaporkan secara resmi mencapai 1,8 juta pada 2020, sementara WHO memperkirakan sedikitnya 3 juta orang meninggal akibat virus itu, atau 1,2 juta lebih tinggi.
Selisih antara angka resmi dan jumlah sebenarnya itu berpotensi menimbulkan lebih banyak kesulitan dalam upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goal/SDG), kata WHO.
WHO juga menyatakan bahwa hampir separuh dari jumlah kematian global akibat COVID-19 dilaporkan di kawasan Amerika, sementara sepertiga di antaranya tercatat di Eropa, karena dua kawasan itu merupakan wilayah yang paling parah terdampak pandemi di seluruh dunia.
Negara-negara berpendapatan tinggi menyumbang 45 persen dari jumlah kasus global, meski mereka hanya mewakili 12,4 persen populasi dunia.
Amerika Serikat, India, dan Brasil memiliki jumlah kasus kumulatif tertinggi dengan masing-masing mencapai 32 juta, 24 juta, dan 15 juta, sebut WHO pada Rabu (19/5) dalam pembaruan data mingguannya. [Xinhua]