CANBERRA – Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison menyatakan dirinya tidak akan mempertaruhkan nyawa warga dengan membuka kembali perbatasan negara lebih awal.
Morrison pada Selasa (18/5) menekankan kembali bahwa saat ini situasinya masih belum aman untuk mengizinkan perjalanan ke Australia tanpa karantina. Ini diutarakannya di tengah kian meningkatnya tekanan untuk membuka kembali perbatasan lebih awal daripada yang direncanakan saat ini, yakni pada pertengahan 2022.
“Saya tidak akan mempertaruhkan nyawa warga Australia,” kata Morrison kepada awak media.
Jayne Hrdlicka, pimpinan eksekutif maskapai Australia Virgin, menyampaikan kepada sebuah pertemuan bisnis pada Senin (17/5) bahwa perbatasan seharusnya dipertimbangkan untuk dibuka kembali ketika orang-orang yang paling rentan telah divaksin COVID-19.
Hrdlicka menyadari bahwa “beberapa orang mungkin akan meninggal” namun jumlahnya “jauh lebih sedikit daripada yang meninggal akibat flu.”
Morrison mendeskripsikan komentar Hrdlicka tersebut sebagai “tidak peka”, mengatakan bahwa pandemi di luar Australia masih merajalela.
Morrison mengonfirmasi bahwa pemerintah sedang menyusun rencana yang akan memberikan kebebasan lebih besar kepada warga Australia yang telah divaksin selama wabah virus corona di masa mendatang.
Hingga Senin, lebih dari 3,18 juta dosis vaksin COVID-19 telah disuntikkan di Australia.
Dengan laju vaksinasi saat ini, yakni sekitar 447.000 dosis per pekan, Australia dapat mencapai 40 juta dosis yang diperlukan untuk sepenuhnya memvaksinasi populasi dewasa di negara itu pada pertengahan Desember 2022, menurut Australian Broadcasting Corporation pada Senin yang sama. [Xinhua]