HOHHOT – Kegiatan penanaman benih saat musim semi sedang berlangsung di Wilayah Depan Wulate, Kota Bayannur, Daerah Otonom Mongolia Dalam, China utara.
Mesin penanam benih nirawak otomatis telah diadopsi untuk menggantikan penanaman benih manual, sebagai cara guna meningkatkan efisiensi sekaligus menjaga presisi.
Mesin tersebut didukung oleh Sistem Satelit Navigasi BeiDou. Dalam sehari, seseorang dapat menyelesaikan penanaman benih di area seluas sekitar 16,5 hektare, yang meningkatkan level otomatisasi dan kecerdasan.
WANG WENQI, Kawasan Demonstrasi Teknologi Tinggi Pertanian dan Peternakan Modern Wilayah Depan Wulate : “Metode utama transformasi ini adalah dengan menambahkan pengontrol dan layar penampil di sini, yang terhubung ke roda kemudi untuk mengendalikan seluruh sistem kemudi dan hidrolik. Mesin ini dapat menanam benih, menyemprotkan pestisida, dan memanen biji-bijian sesuai jalur yang telah ditentukan. Dengan cara ini, serangkaian operasi pertanian dapat diwujudkan.”
Dibutuhkan biaya sekitar 20.000 hingga 30.000 yuan (1 yuan = Rp2.212) untuk mengubah mesin penanam benih biasa menjadi mesin nirawak.
Setelah transformasi tersebut, mesin dapat memfasilitasi penanaman benih berpresisi tinggi dengan deviasi kurang dari tiga sentimeter dalam jarak satu kilometer.
Tingkat pemanfaatan lahan dapat ditingkatkan sekitar delapan persen dan hasilnya juga akan meningkat sekitar 15 persen.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Hohhot, China. (XHTV)