WASHINGTON – Produksi dan pasokan vaksin COVID-19 harus ditingkatkan dalam jumlah besar demi mewujudkan kekebalan kelompok (herd immunity) global, yang jelas merupakan tugas berat yang hanya dapat dicapai dengan upaya bersama, demikian diwartakan The New York Times pada Minggu (16/5).
Sekitar 11 miliar suntikan diperlukan untuk memvaksinasi 70 persen dari populasi dunia, ambang kasar yang diperlukan untuk mencapai kekebalan kelompok, kata The New York Times mengutip proyeksi para peneliti di Duke University.
“Para produsen vaksin menegaskan bahwa solusinya sudah ada dengan mereka secara agresif memperluas jalur produksi dan kontrak dengan para mitra di seluruh dunia untuk memproduksi miliaran dosis tambahan,” kata The Times.
Setiap bulan, 400-500 juta dosis vaksin dari Moderna, Pfizer, dan Johnson & Johnson kini diproduksi di AS, menurut laporan itu, mengutip seorang pejabat Amerika yang mengetahui tentang pasokan global.
“Namun, dunia masih jauh dari memiliki cukup (pasokan vaksin),” dan “sejauh ini, baru sebagian kecil (dosis vaksin) yang telah diproduksi,” ungkapnya.
Meski produksi global sulit diukur, perusahaan analitis Airfinity memperkirakan sejauh ini totalnya mencapai 1,7 miliar dosis, tambahnya.
Masalahnya adalah banyak bahan mentah dan peralatan utama yang pasokannya masih kurang. Kebutuhan global akan vaksin juga mungkin terbukti jauh lebih besar daripada yang diperkirakan saat ini, mengingat bahwa COVID-19 menimbulkan ancaman yang terus berubah: jika varian baru yang berbahaya muncul, yang membutuhkan suntikan pendorong (booster) dan vaksin yang diformulasi ulang, maka permintaan masih dapat meningkat secara signifikan, yang pada akhirnya meningkatkan pula keharusan bagi setiap negara untuk mengamankan pasokan vaksin COVID-19 untuk rakyatnya sendiri.
Masalah lain yang mencolok dalam alokasi vaksin adalah bahwa “negara-negara kaya telah memperoleh bagian yang luar biasa dari pasokan vaksin. Sementara, hanya 0,3 persen dari dosis vaksin yang disuntikkan secara global diberikan di 29 negara termiskin, yang mencakup sekitar 9 persen populasi dunia, kata The Times dalam laporannya.
“Satu-satunya cara mengatasi persaingan zero-sum untuk mendapatkan dosis (vaksin) ialah dengan memperluas pasokan vaksin secara global. Mengenai hal tersebut, hampir semua orang setuju,” tambahnya. [Xinhua]