WARTABUANA – Di tengah kelangkaan suplai film nasional ke bioskop, salah satu film lagendaris Indonesia “Tjoet Nya’ Dhien” bakal kembali diputar ulang di sejumlah bioskop di Tanah Air. Banyak pesan moral yang masih relevansi dengan situasi yang dialami milenial saat ini.
Penayangannya bertepatan dengan Hari kebangkitan Nasiona, mulai tanggal 20 Mei 2021 di Jakarta, kemudian dilanjutkan dengan berbagai kota lainnya, seperti Surabaya, Semarang, Makasar, Medan dan sebaginya.
Kepastian penayangan ulang film yang menyabet delapan (8) Piala Citra itu diungkapkan artis sekaligus pemeran utama “Tjoet Nya’ Dhien”, Christine Hakim pada Senin, (3/5/2021), di Jakarta.
Menurut Christine Hakim, film yang diedarkan 33 tahun silam itu, kini sudah mengalami restorasi menyeluruh di Belanda. Format pita celuloid sudah ditransformasi ke DCP, sehingga gambar lebih kinclong dan detail warna juga semakin tajam.
Durasi yang sebelumnya 130 menit dipangkas menjadi 106 menit karena berbagai pertimbangan teknis.
Lebih jauh Christine Hakim menambahkan, ada beberapa latar belakang mengapa film ini ditayangkan kembali. Pertama, untuk memberikan kesempatan kepada generasi muda yang belum pernah menyaksikan film ini di layar lebar, dapat menikmati film ini. ”Khususnya kaum melinial,” kata Christine.
Pesan dalam dalam film ini, tambah Christine, masih sangat terkoneksi dengan kehidupan masa kini.

Pemutaran kembali “Tjoet Nya’ Dhien” ini juga sebagai bukti wujud nyata untuk memenuhi anjuran pemerintah agar kita kembali menonton film di bioskop. “Dan sebaiknya nontonnya film Indonesia!” tandas artis yang telah menggondol sembilan (9) Piala Citra dan menjadi juri di berbagai ajang film internasional.
Secara khsusus Christine Hakim menyebut, pemutaran ulang “Tjoet Nya’ Dhien” juga untuk memberikan dorongan kepada para pengusaha bioskop agar memperoleh film Indonesia yang layak tayang di bikoskop.
Ketika bioskop kekurangan suplai film nasional di era pandemi Covid-19, film “Tjoet Nya’ Dhien” yang telah direstorasi hadir memberikan semangat pemecahan.”Semacam simbiose multialistis atau saling menguntungkan antara produser dan pengusaha bioskop,” ujar Christine.

Sutradara “Tjoet Nya’ Dhien”, Eros Djaros, menambahkan, banyak aspek dapat dilihat dari kehadiran kembali film ini. ”Tetapi dari kacamata praktis, kita memberikan sajian film yang mudah-mudahan dapat jadi tontonan dan tuntunan,” tutur Eros.
Film “Tjoet Nya’ Dhien” dalam Festival Film Indonesia (FFI) 1988 menyabet delapan (8) Piala Citra, masing-masing untuk unsur Film Terbaik, Sutradara Terbaik (Eros Djarot), Pemeran Wanita Terbaik (Christine Hakim), Skenario Terbaik (Eros Djarot), Cerita Asli Terbaik ( Eros Djarot), Tata Sinematografi Terbaik (George Kamarullah), Tata Artistik Terbaik (Benny Benhardi), dan Tata Musik Terbaik (Idris Sardi).
“Tjoet Nya’ Dhien” selain dilakoni Christine Hakim, dan Slamet Rahardjo juga diperankan oleh aktor-aktor terkenal lainnya seperti Piet Burnama, Rudy Wowor, Rosihan Anwar, Ibrahim Kadir, dan banyak nama lainnya.
Ketika memerankan tokoh “Tjoet Nya’ Dhien” , Christine masih berusia 31 tahun. Sedangkan Eros masih berusia 38 tahun. Dan kini, “Tjoet Nya’ Dhien” is back.[]