SYDNEY – Koala-koala yang sakit, terluka, atau kehilangan induk di Negara Bagian Queensland, Australia, akan menerima bantuan yang sangat dibutuhkan dengan diluncurkannya kembali pusat medis untuk satwa marsupial ikonik tersebut.
Pusat Rehabilitasi Koala Moggill telah direnovasi dengan anggaran senilai 830.000 dolar Australia (1 dolar Australia = Rp11.134) dan kini dilengkapi dengan peralatan diagnostik terbaru.
Salah satu tugas utama pusat tersebut adalah memberikan vaksin untuk melawan infeksi Chlamydia, penyakit yang berdampak sangat buruk terhadap populasi koala.
“Sangat penting bagi kami untuk menjaga kesehatan koala di negara bagian ini karena kelangsungan hidup jangka panjang mereka berada di bawah ancaman serius,” kata Menteri Lingkungan dan Ilmu Pengetahuan Negara Bagian Queensland Meaghan Scanlon pada peluncuran kembali pusat tersebut pekan ini.
Chlamydia dapat menyebabkan kemandulan yang secara langsung mengurangi reproduksi dan kelangsungan hidup populasi satwa tersebut di masa depan, katanya.
Selain karena Chlamydia, populasi koala telah tertekan dalam beberapa tahun terakhir akibat serangkaian perubahan lingkungan dan ekologi.
Pembukaan lahan yang terus meningkat untuk membuat padang rumput di daerah pedesaan telah menghancurkan lingkungan alami satwa tersebut, sementara koala-koala di daerah perkotaan lebih mungkin terluka atau terbunuh oleh mobil karena pembangunan jalan yang semakin melintasi habitat mereka.
WWF-Australia memperkirakan bahwa lebih dari 61.000 ekor koala mungkin telah mati dalam bencana kebakaran hutan parah di Australia akhir tahun 2019 dan awal 2020. Frekuensi dan intensitas kebakaran hutan serupa diperkirakan akan meningkat di tahun-tahun mendatang akibat perubahan iklim.
Sebagai konsekuensi dari banyaknya ancaman terhadap koala, pemerintah federal pada November lalu mengumumkan akan mengalokasikan dana senilai 18 juta dolar Australia untuk membantu melindungi satwa tersebut.
Program ini akan mencakup pendanaan untuk penelitian kesehatan dan dukungan medis serta pemulihan sejumlah lokasi habitat utama melalui upaya penanaman kembali vegetasi yang rusak, pengendalian gulma, pemagaran, dan pembukaan area merumput untuk hewan ternak yang terkelola. [Xinhua]