TOKYO – Tokyo Electric Power Company Holdings Inc. (TEPCO), operator pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi di Jepang timur laut, pada pekan lalu mengatakan sebuah tempat penyimpanan limbah radioaktif di lokasi PLTN tersebut kemungkinan telah bocor, demikian dilansir media Jepang Asahi Shimbun pada Jumat (23/4) pekan lalu.
Menurut TEPCO, sejumlah balok seperti gel dengan kandungan radiasi tinggi bulan lalu ditemukan di lokasi tempat-tempat penyimpanan tersebut, dan situasinya sedang diselidiki, menurut harian tersebut.
Tangki-tangki tersebut bertumpuk tiga lapis, dan yang paling atas sudah berkarat dan mengalami korosi, menyebabkan penumpukan cairan, kata perusahaan itu.
Sisi-sisi dari dua tangki di bawahnya telah terkontaminasi bahan radioaktif, dan diyakini bahwa cairan yang bocor dari tempat penampungan bagian atas mungkin telah sampai ke tanah melalui tangki-tangki di bawahnya, menurut perusahaan tersebut.
Tempat penampungan air limbah tersebut telah dipindahkan ke fasilitas penyimpanan dalam ruangan.
Menurut laporan tersebut, konsentrasi bahan radioaktif yang memancarkan sinar beta dalam balok-balok seperti gel itu mencapai 230.000 becquerel per gram.
Para nelayan dan aktivis sipil Korea Selatan (Korsel) telah menggelar demonstrasi di laut dan litigasi menentang keputusan Jepang untuk membuang air limbah yang terkontaminasi dari PLTN Fukushima Daiichi yang lumpuh akibat bencana itu ke Samudra Pasifik.
Sekitar 100 nelayan di kota pelabuhan Busan, bagian tenggara Korsel, melakukan unjuk rasa pada Jumat (30/4), mengatakan pembuangan air radioaktif ke laut adalah “tindak pidana berat” yang membahayakan industri perikanan Korsel serta mengancam kehidupan dan kesehatan masyarakat di negara-negara tetangga. [Xinhua]