SUVA – Varian B1617 COVID-19 yang pertama kali terdeteksi di India kini telah ditemukan di Fiji, saat negara kepulauan itu melaporkan enam kasus baru pada Selasa (27/4).
Menurut Kementerian Kesehatan Fiji, empat dari enam kasus itu merupakan tentara yang pulang dari luar negeri dan berkumpul satu sama lain, melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Dua lainnya adalah anggota keluarga seorang wanita dari kasus Cunningham di ibu kota, Suva.
Pihak kementerian juga mengonfirmasi bahwa mereka menerima pemberitahuan dari laboratorium di Melbourne yang menyebut varian COVID-19 di Fiji sama dengan varian yang pertama kali terdeteksi di India. Varian berbahaya ini telah muncul di sejumlah negara seperti Brasil, Amerika Serikat, dan Inggris.
Fiji memiliki total kasus COVID-19 sebanyak 109, dengan 42 di antaranya merupakan kasus aktif. Negara itu juga mencatatkan 65 pemulihan dan dua kematian sejak kasus pertama terdeteksi pada 19 Maret tahun lalu.
Saat ini, Fiji memiliki 24 kasus penularan lokal COVID-19 dan 20 kasus impor.
Terdapat lebih dari 40 klinik skrining yang dibuka di seantero Fiji. Baru-baru ini, lebih dari 93.000 warga Fiji telah diperiksa terkait gejala menyerupai COVID dan sejarah perjalanan yang berpotensi menempatkan mereka di lokasi warga Fiji yang tertular COVID-19. Lebih dari 120.000 warga Fiji akan menjalani skrining dalam beberapa hari mendatang.
Untuk membendung penyebaran COVID-19, Fiji pada Minggu (25/4) mengumumkan pemberlakuan zona karantina selama 14 hari di area Lami-Suva-Nausori. Mulai Senin (26/4) pukul 04.00 waktu setempat hingga 14 hari ke depan, warga Fiji tidak diperbolehkan masuk atau keluar zona karantina di area Lami-Suva-Nausori.
Fiji telah memberlakukan aturan jam malam nasional dari pukul 23.00 hingga pukul 04.00 waktu setempat sejak Maret tahun lalu. [Xinhua]