STOCKHOLM – Seperti halnya di banyak negara lain, industri perhotelan di Swedia mengalami penurunan bisnis besar-besaran di tengah pandemi COVID-19, dengan ibu kota Stockholm mengalami dampak paling parah, menurut sebuah laporan baru-baru ini.
Kamar Dagang Stockholm menyusun statistik untuk industri perhotelan di Stockholm dan seluruh wilayah di negara itu selama periode pandemi 2020, membandingkan tiga bulan pertama tahun tersebut dengan tahun bebas pandemi 2019. Data tersebut menunjukkan penurunan yang tajam, terutama di Stockholm.
Stefan Westerberg, kepala ekonom di Kamar Dagang Stockholm, prihatin dengan situasi di industri perhotelan. Saat ini, setelah setahun tidak ada tamu, krisis terus meningkat, dan hotel mengalami kerugian, katanya.
Pendapatan akomodasi pada Maret tahun ini anjlok 78 persen di Stockholm dibandingkan Maret 2019. Di berbagai tempat lain di negara itu, penurunannya 66 persen, kata Stefan.
Tingkat hunian hotel di Stockholm pada Maret hanya 20 persen, dengan empat dari lima kamar tetap kosong. Pada Maret 2019, tingkat okupansi mencapai 64 persen. Sementara di wilayah lain di negara itu, tingkat hunian hanya 25 persen pada Maret 2021, dibandingkan dengan 61 persen pada Maret 2019.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Stockholm. (XHTV)