BEIJING – Negara-negara Asia Tenggara, khususnya Singapura dan Indonesia, mendapatkan banyak manfaat dari pemulihan China pascapandemi, yang membawa banyak harapan terhadap pemulihan ekonomi regional, ungkap sebuah laporan di majalah berita Nikkei Asia baru-baru ini.
Karena sebagian besar negara anggota blok Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) terlibat dalam rantai pasokan China, pertumbuhan China menjadi “faktor eksternal penting,” sebut laporan itu, yang menambahkan bahwa “kini China menjadi pendorong dengan pertumbuhannya yang pesat dan prospek yang stabil.”
Khususnya, ekspor nonminyak Singapura ke China pada Maret melonjak 46,4 persen secara tahunan (year on year/yoy), jauh lebih besar daripada kenaikan 17,3 persen pada Februari, berkat peningkatan di industri mesin dan petrokimia, menurut data resmi yang diterbitkan pekan lalu.
Di Indonesia, ekspor nonmigas ke China naik sekitar 63 persen (yoy) pada kuartal pertama (Q1) tahun ini, dan lebih dari 80 persen pada Maret, tunjuk data resmi. Menurut otoritas statistik Indonesia, China tetap menjadi tujuan ekspor terbesar pada Q1.
Laporan Nikkei Asia juga menyebutkan bahwa Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) “meningkatkan harapan untuk momentum perdagangan yang lebih besar di kawasan ini.”
RCEP mencakup 15 negara penanda tangan, termasuk negara-negara ASEAN, Australia, China, Jepang, Selandia Baru, dan Korea Selatan. [Xinhua]