CANBERRA – Pemerintah Australia sedang mempertimbangkan apakah akan memprioritaskan para atlet dalam peluncuran vaksin virus corona jelang Olimpiade Tokyo.
Pihak pemerintah tengah membuka diskusi dengan Komite Olimpiade Australia (Australian Olympic Committee/AOC) tentang bagaimana memvaksinasi sekitar 480 atlet Australia dan 500 staf pendukung yang akan menghadiri Olimpiade pada Juli.
Menteri Olahraga Australia Richard Colbeck pada Jumat (16/4) mengonfirmasi bahwa satu proposal yang sedang dieksplorasi adalah memprioritaskan pemvaksinan kontingen Olimpiade.
“Pemerintah melakukan kontak langsung dengan AOC atas proposalnya untuk memprioritaskan vaksinasi bagi semua tim atlet dan staf pendukung untuk Olimpiade,” katanya kepada Australian Broadcasting Corporation (ABC).
Program vaksinasi Australia, yang dimulai pada akhir Februari, terhambat oleh sejumlah penundaan, memaksa pihak pemerintah untuk membatalkan janji menginokulasi seluruh penduduk pada akhir Oktober.
Dengan kurang dari 100 hari tersisa jelang upacara pembukaan Olimpiade Tokyo, para atlet Australia mulai mengungkapkan keprihatinan atas mandeknya peluncuran vaksinasi tersebut.
“Saya pasti ingin vaksin itu, saya akan merasa lebih aman dan nyaman karenanya,” kata atlet kano Jess Fox, yang meraih medali perak dan perunggu di Olimpiade 2012 dan 2016, kepada News Corp Australia baru-baru ini.
“Anda ingin tiba di Olimpiade dalam keadaan bugar dan sehat. Jika Anda memang harus pergi ke luar negeri dan bertanding sebelum Olimpiade, jelas COVID lebih banyak terjadi di sana.
“Jadi, menerima vaksin akan membuat saya merasa lebih aman.”
Pemerintah Australia membatasi akses ke vaksin AstraZeneca untuk warga di bawah umur 50 tahun karena masalah pembekuan darah.
Alhasil, AOC meminta agar para atlet diberikan vaksin Pfizer.
“Kami ingin memastikan atlet-atlet kami diberi kesempatan terbaik untuk menjadi sehat dan menjaga kesehatan itu melalui persiapan mereka,” kata Kieren Perkins, Presiden Swimming Australia dan mantan peraih medali emas Olimpiade, kepada ABC.
“Jadi, apa pun vaksin terbaik yang bisa kami dapatkan dengan potensi efek samping paling kecil dan siklus dosis paling cepat, kami bersedia mencoba dan mengaksesnya.” [Xinhua]