PARIS – Prancis akan memperpanjang interval antara dua dosis vaksin virus corona mRNA hingga dua pekan demi menginokulasi lebih banyak warga di tengah lonjakan infeksi dan tekanan pada rumah sakit, demikian disampaikan Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran pada Minggu (11/4).
“Mulai 14 April, untuk semua suntikan pertama, kami akan menawarkan booster vaksin setelah 42 hari, alih-alih 28 hari saat ini. Ini akan memungkinkan kami menginokulasi lebih cepat tanpa mengurangi perlindungan,” kata Veran kepada surat kabar mingguan Journal de Dimanche.
“Memperpanjang jarak antara suntikan vaksin anti-COVID mRNA akan membantu kami menghemat 1,8 juta suntikan pada paruh kedua Mei,” lanjutnya.
Mulai Senin (12/4), vaksin AstraZeneca, yang menggunakan teknologi tradisional berbasis virus, akan ditawarkan kepada semua warga berusia di atas 55 tahun tanpa penyakit penyerta, sementara suntikan Pfizer/BioNTech dan Moderna, keduanya vaksin mRNA, akan tersedia bagi semua warga berusia 60 tahun ke atas mulai 16 April, imbuh Veran.
Dalam langkah lebih lanjut untuk meningkatkan peluncuran vaksinasi, Prancis akan menerima 200.000 vaksin Johnson & Johnson dosis tunggal pada Senin, sepekan lebih awal dari jadwal, kata sang menteri.
Hingga saat ini, 10,7 juta warga Prancis, atau 20,6 persen dari populasi orang dewasa, telah menerima suntikan vaksin pertama, sementara 3,7 juta warga telah menerima dua dosis.
Pemerintah Prancis menargetkan pemberian 20 juta suntikan vaksin hingga pertengahan Mei dan akan menginokulasi total 30 juta warga pada pertengahan Juni.
Sepekan setelah Prancis memasuki karantina wilayah (lockdown) ketiga, jumlah kasus COVID-19 baru “masih sangat tinggi,” kata Veran. “Kita dapat berharap bahwa jumlah kasus akan menurun setelah periode stabilisasi. Namun untuk mencapai hal itu, kita harus terus bekerja.”
Pada Minggu, total infeksi virus corona di Prancis naik 34.895 kasus menjadi 5.058.680, dan 176 orang meninggal, sehingga total korban meninggal menjadi 98.750, menurut data dari otoritas kesehatan setempat.
Orang-orang yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 naik 433 menjadi 30.671, termasuk 5.838 orang dalam perawatan intensif, yang melampaui kapasitas awal negara itu yakni 5.100 ranjang resusitasi. [Xinhua]