BEIJING – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden harus membatalkan sejumlah kebijakan terhadap China yang dibuat oleh pemerintahan mantan presiden AS Donald Trump, menghentikan perlombaan geopolitik dengan China, dan mengembalikan akal sehat dalam perumusan kebijakan AS, menurut seorang ilmuwan terkemuka.
“Ada bahaya nyata bahwa pemerintahan Biden akan mempertahankan banyak elemen kebijakan Trump terhadap China. Jika demikian, Amerika bergerak ke arah bencana,” tutur Kishore Mahbubani, seorang peneliti terkemuka di Asia Research Institute di bawah naungan Universitas Nasional Singapura, dalam sebuah artikel di edisi terbaru Global Asia, majalah tiga bulanan yang berfokus pada isu-isu global.
Seraya menyebut bahwa kebijakan Trump terhadap China yang didasarkan pada khayalan alih-alih penilaian realistis itu telah gagal, Mahbubani menyampaikan jika pemerintahan Biden tetap melanjutkan kebijakan Trump terhadap China, hal itu hanya akan berujung pada “Amerika yang melemah.”
“Kampanye Biden menggambarkan perang dagang Trump dengan China sebagai ‘bencana hebat’ yang menyebabkan warga AS kehilangan uang dan pekerjaan,” kata Mahbubani, mengutip pernyataan pengamat politik Fareed Zakaria. “Oleh karena itu, tanggapan yang rasional adalah menghentikannya (perang dagang).”
Sembari menyangkal klaim yang menyebut Partai Komunis China menjadi ancaman bagi demokrasi Amerika, sang ilmuwan menuturkan “tidak ada pihak yang memandang China sebagai pengekspor komunisme untuk merusak demokrasi.”
Menurut pandangan Mahbubani, pemerintah AS juga harus melupakan khayalan bahwa negara itu dapat mengubah China.
“Para sejarawan di masa depan akan sangat bingung bahwa sebuah republik Amerika yang masih muda, belum genap 250 tahun, yakin dapat mengubah sendiri sebuah peradaban berumur 4.000 tahun yang memiliki populasi empat kali lipatnya.”
Soal “kenyataan menyedihkan” tentang banyaknya warga AS yang tidak memahami China, Mahbubani menuturkan sebagian orang Amerika “bahkan tidak dapat memahami kemungkinan realistis bahwa warga China mungkin berenang dengan bahagia di lautan norma dan nilai-nilai China, yang menciptakan makna masyarakat moral yang teratur dan juga kesejahteraan psikologis.”
Memandang “40 tahun terakhir” sebagai “periode terbaik dalam 4.000 tahun sejarah China,” ilmuwan tersebut menyatakan, “berdasarkan standar sejarah, kondisi rakyat China yang begitu banyak itu belum pernah sebaik saat ini.” [Xinhua]