WELLINGTON – Industri kedirgantaraan Selandia Baru memperoleh dukungan yang signifikan melalui kerja sama dengan Pusat Kedirgantaraan Jerman (DLR). Dari kerja sama ini, Selandia Baru diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dan berpotensi mengarah pada misi luar angkasa bersama, demikian disampaikan oleh Menteri Penelitian, Ilmu Pengetahuan, dan Inovasi Selandia Baru Megan Woods pada Rabu (7/4).
Dikatakan Woods, sebanyak 12 organisasi Selandia Baru telah dipilih untuk bekerja dengan para ahli terkemuka dunia di DLR dalam menyelesaikan studi kelayakan untuk kerja sama di bidang propulsi, komunikasi luar angkasa, dan teknologi pengindraan jauh.
DLR merupakan pusat penelitian nasional Jerman yang melaksanakan kegiatan-kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang aeronautika, luar angkasa, energi, transportasi, keamanan, dan digitalisasi.
Woods menuturkan studi kelayakan itu akan mengarah pada kolaborasi berskala lebih besar, yang kemungkinan meliputi misi luar angkasa bersama Selandia Baru-Jerman.
“Pemerintah kami membantu mempercepat pertumbuhan termasuk melalui perizinan rezim peraturan luar angkasa, Program Uji Coba Integrasi Ruang Udara, dan investasi dalam misi luar angkasa yang berkaitan dengan perubahan iklim bertajuk MethaneSAT,” ujar sang menteri.
Pendanaan sekitar 900.000 dolar Selandia Baru (1 dolar Selandia Baru = Rp10.203) dialokasikan ke 12 proyek teknologi luar angkasa. Dana ini diambil dari Catalyst Fund milik Kementerian Bisnis, Inovasi, dan Ketenagakerjaan Selandia Baru yang bernilai 28 juta dolar Selandia Baru. Tujuan pendanaan ini adalah untuk mengembangkan kemitraan dengan sejumlah organisasi penelitian internasional.
“Penerima pendanaan ini mencakup dari universitas dan organisasi penelitian hingga perusahaan perintis (start-up), yang banyak di antaranya melakukan penelitian terobosan untuk masa depan industri kedirgantaraan kami,” imbuh Woods.
“Jerman merupakan salah satu mitra utama Selandia Baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan inovasi. Selain itu, DLR memiliki sejumlah kapabilitas teknologi kedirgantaraan tercanggih di dunia. Ini kemitraan alami yang memungkinkan Selandia Baru untuk terlibat dalam penelitian kedirgantaraan mutakhir,” kata Woods.
“Selandia Baru memiliki sejumlah keunggulan kompetitif unik yang membantu mewujudkan pertumbuhan dalam industri kedirgantaraan, termasuk lokasi geografis dan pemikiran inovatif kami,” pungkas Woods. [Xinhua]