BEIJING – China mendesak Filipina untuk menghentikan tudingan tak berdasar terkait isu Laut China Selatan, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian pada Senin (5/4).
Diberitakan sebelumnya bahwa Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mendesak sejumlah kapal China yang masih berada di sekitar Niu’e Reef untuk segera meninggalkan area itu. Kementerian Luar Negeri Filipina juga menyebut bahwa berdasarkan arbitrase Laut China Selatan dan apa yang disebut sebagai putusan itu, Filipina menyangkal Niu’e Reef dan area perairan di sekitarnya sebagai tempat penangkapan ikan tradisional bagi nelayan China.
Menanggapi hal itu, Zhao mengatakan Niu’e Reef merupakan bagian dari Kepulauan Nansha China dan menyediakan perlindungan dari angin bagi kapal-kapal nelayan China secara tradisional. Jadi, wajar jika kapal nelayan China berlindung di dekat terumbu karang tersebut untuk menghindari kondisi laut yang ganas.
Dia mengatakan bahwa putusan dari Pengadilan Arbitrase Laut China Selatan adalah ilegal dan tidak valid. China tidak pernah menerima atau mengakui keputusan tersebut dan dengan tegas menentang klaim serta tindakan apa pun yang didasarkan pada putusan itu, tambahnya. Kedaulatan, hak, dan kepentingan China di Laut China Selatan sudah sesuai dengan hukum internasional.
Filipina berusaha menggunakan putusan ilegal dan tidak valid untuk menyangkal kedaulatan ini dan hak-hak di Laut China Selatan, imbuh Zhao. Hal ini melanggar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).
Filipina diharapkan dapat mengambil pandangan yang objektif dan benar serta menghentikan semua tudingan tak berdasar untuk menghindari dampak buruk pada hubungan bilateral dan perdamaian serta stabilitas di Laut China Selatan, tutur Zhao. [Xinhua]