PARIS – Jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit di Prancis naik 470 dalam satu hari menjadi total 29.356, demikian menurut data otoritas kesehatan yang dirilis pada Minggu (4/4).
Dari jumlah tersebut, 5.341 kasus membutuhkan perawatan intensif, naik 68 dibandingkan hari sebelumnya.
Prancis melaporkan 66.794 kasus COVID-19 dalam 24 jam terakhir, sehingga total kasus menjadi 4.822.470 sejak pandemi merebak di negara tersebut.
Prancis memberlakukan karantina wilayah (lockdown) nasional ketiga mulai Sabtu (3/4), dengan toko-toko yang dinilai nonesensial harus ditutup, pergerakan warga dibatasi hingga radius 10 kilometer dari rumah mereka, sementara taman kanak-kanak dan sekolah akan ditutup selama tiga hingga empat pekan.
Peraturan lockdown itu juga melarang perjalanan antarkota. Seluruh toko nonesensial, atau 150.000 bisnis, ditutup sehingga menyebabkan kerugian 11 miliar euro (1 euro = Rp14.584), menurut Menteri Ekonomi, Keuangan, dan Pemulihan Prancis Bruno Le Maire.
“Langkah-langkah ini akan berdampak pada perekonomian Prancis. Oleh karena itu, kami akan merevisi pertumbuhan dari 6 persen menjadi 5 persen untuk 2021,” kata Le Maire kepada surat kabar mingguan Prancis Le Journal du Dimanche.
Pada 2020, perekonomian Prancis menyusut 8,3 persen, resesi terburuk sejak Perang Dunia II, karena pandemi berdampak besar pada kegiatan ekonomi.
Hingga saat ini, lebih dari 9,29 juta orang di Prancis, atau 17,7 persen dari populasi orang dewasa, telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19, sementara 3,13 juta warga telah menerima dua suntikan, menurut kementerian kesehatan.
Prancis menargetkan inokulasi untuk 10 juta warga bulan ini, 20 juta warga hingga pertengahan Mei, dan total 30 juta warga, atau dua pertiga dari populasi orang dewasa, hingga musim panas. [Xinhua]