[wonderplugin_video iframe=”https://www.youtube.com/watch?v=x1uvjvEdYkc” lightbox=0 lightboxsize=1 lightboxwidth=960 lightboxheight=540 autoopen=0 autoopendelay=0 autoclose=0 lightboxtitle=”” lightboxgroup=”” lightboxshownavigation=0 showimage=”” lightboxoptions=”” videowidth=600 videoheight=400 keepaspectratio=1 autoplay=0 loop=0 videocss=”position:relative;display:block;background-color:#000;overflow:hidden;max-width:100%;margin:0 auto;” playbutton=”https://www.wartabuana.com/wp-content/plugins/wonderplugin-video-embed/engine/playvideo-64-64-0.png”]
THASKENT – Pengiriman pertama vaksin virus corona dari China tiba di Uzbekistan pada Sabtu (27/3). Dalam upacara penyerahan vaksin, Duta Besar China untuk Uzbekistan Jiang Yan mengatakan bahwa kedua negara telah saling membantu satu sama lain untuk bersama-sama mengatasi pandemi virus corona.
Uzbekistan memulai uji coba tahap ketiga vaksin COVID-19 buatan perusahaan China itu sejak Desember tahun lalu. Awal bulan ini, Uzbekistan mendaftarkan vaksin itu untuk izin edar dan penggunaan darurat.
“Pihak Uzbekistan memercayai vaksin ini, yang juga menjadi bukti nyata tingkat kepercayaan dan hubungan kami. China dan Uzbekistan akan terus bekerja sama dalam mengatasi semua konsekuensi yang ditimbulkan pandemi,” ujar sang dubes.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Uzbekistan Abdukhakim Khadjibaev mengungkapkan vaksin tersebut telah diujikan kepada lebih dari 7.000 warga Uzbekistan sejak Desember tahun lalu, dan tidak ada efek samping serius yang dilaporkan.
“Dalam waktu dekat, vaksin ini akan didistribusikan ke pelosok negeri, dengan lebih dari 3.000 titik vaksinasi telah disiapkan,” imbuh Khadjibaev.
Uzbekistan berencana memulai program vaksinasi massal dengan vaksin AstraZeneca mulai 1 April. Namun, libur musim semi nasional Navruz selama tiga hari membuat jadwal tersebut ditunda hingga 5 April. Negara itu juga diperkirakan akan membeli 1 juta dosis vaksin Sputnik V dari Rusia.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Tashkent. (XHTV)