URUMQI – Abdusali Awut, seorang petani asal Xinjiang, China barat laut, menyelesaikan tugas terpentingnya pada musim semi tahun ini, yaitu menanam benih kapas di ladang seluas 20 hektare, hanya dalam waktu dua hari.
Tumbuh besar di Daerah Otonom Uighur Xinjiang, yang kini merupakan daerah penghasil kapas terbesar di China, Awut sudah terlibat dalam budi daya kapas sejak masih remaja. Ibu Awut membesarkan Awut dan kedua saudara perempuannya dengan pendapatan yang diperoleh dari mengelola ladang kapas seluas 2 hektare.
Dibandingkan dengan pekerjaan yang melelahkan di masa lalu, pertanian kapas saat ini menjadi jauh lebih efisien dan ramah lingkungan bagi Awut dan keluarganya berkat teknologi irigasi modern dan mekanisasi pertanian.
Wilayah Shache di Xinjiang, tempat tinggal Awut, berada tak jauh dari Gurun Taklimakan, gurun terbesar kedua di dunia dengan kondisi pasir yang berubah-ubah dan iklim kering serta curah hujan yang sangat rendah. Untuk mengatasi kondisi alam yang keras itu, Awut menyirami ladangnya dengan menggunakan sistem irigasi tetes, yang menurutnya dapat “memenuhi kebutuhan lebih banyak tanaman kapas”. Dia juga menutupi benih kapas dengan semacam lapisan film untuk menjaga suhu dan tingkat kelembapan tertentu.
Mekanisasi merupakan alat lain untuk membantu menyederhanakan manajemen pertaniannya. “Tiga tahun lalu, saya perlu mempekerjakan delapan hingga 10 pekerja, dan mereka membutuhkan waktu hampir 10 hari untuk menyelesaikan proses penanaman benih,” ujarnya.
Namun, sekarang pekerjaan tersebut dapat dilakukan dalam dua hari dengan bantuan dua traktor dan dengan biaya yang lebih efisien, tambah Awut. “Biaya menabur benih menggunakan alat mekanis kurang dari 1.500 yuan (1 yuan = Rp2.206), cukup hemat biaya jika dibandingkan tenaga kerja manual yang membutuhkan sekitar 10.000 yuan.”
Selain proses penaburan benih, teknik mekanisasi juga diterapkan secara menyeluruh pada proses penanaman kapas di daerah itu. Dengan bantuan petani pemetik kapas, drone penyemprot pestisida, dan berbagai mesin lainnya, kini Awut dapat menikmati lonjakan besar dalam pendapatannya. Dia menghasilkan sekitar 200.000 yuan tahun lalu.
Di Xinjiang, penanaman kapas di musim semi dimulai dari daerah irigasi. Periode puncak penaburan benih kapas di wilayah selatan berlangsung pada awal April, sedangkan di wilayah utara pekerjaan ini dimulai beberapa hari kemudian.
Awut memasang target baru tahun ini, yakni membeli mobil untuk pernikahannya tahun depan. “Saya sudah menanam benih kapas di tanah, berharap bisa ‘memanen’ mobil di musim gugur nanti,” ujarnya. [Xinhua]