[wonderplugin_video iframe=”https://www.youtube.com/watch?v=-1y24dtK5dY” lightbox=0 lightboxsize=1 lightboxwidth=960 lightboxheight=540 autoopen=0 autoopendelay=0 autoclose=0 lightboxtitle=”” lightboxgroup=”” lightboxshownavigation=0 showimage=”” lightboxoptions=”” videowidth=600 videoheight=400 keepaspectratio=1 autoplay=0 loop=0 videocss=”position:relative;display:block;background-color:#000;overflow:hidden;max-width:100%;margin:0 auto;” playbutton=”https://www.wartabuana.com/wp-content/plugins/wonderplugin-video-embed/engine/playvideo-64-64-0.png”]IWAKI – Estafet obor untuk Olimpiade Tokyo 2020 yang sebelumnya ditunda, memulai perjalanan 121 harinya setelah upacara pembukaan sederhana yang berlangsung di Prefektur Fukushima, Jepang timur, pada Kamis (25/3).
Upacara tersebut, yang dibuka dengan sebuah penampilan rombongan warga dari Fukushima, digelar tertutup untuk khalayak umum. Pihak penyelenggara juga mengurangi jumlah peserta dan menyederhanakan program itu guna mencegah penyebaran COVID-19.
Azusa Iwashimizu, anggota tim sepak bola Jepang yang menjuarai Piala Dunia Wanita 2011, menjadi pembawa obor pertama. Bersama dengan 14 rekan setim lainnya dan pelatih mereka, Norio Sasaki, Azusa memulai estafet dari lapangan indoor pusat pelatihan sepak bola nasional J-Village, yang digunakan sebagai pusat evakuasi setelah daerah sekitarnya hancur akibat gempa bumi, tsunami, dan bencana nuklir pada 2011 lalu.
Di depan 1.000 hadirin, Seiko Hashimoto, presiden panitia penyelenggara Tokyo 2020, mengatakan, “Selama satu tahun terakhir di saat seluruh dunia mengalami masa-masa sulit, api Olimpiade tetap menyala dengan tenang namun kuat. Api kecil ini tidak pernah kehilangan harapan dan menanti datangnya hari ini seperti kuncup bunga sakura yang siap mekar.”
Hashimoto, yang pernah tampil dalam tujuh ajang Olimpiade, mengatakan bahwa nyala api tersebut akan “membawa harapan rakyat Jepang dan doa perdamaian dari orang-orang di seluruh dunia” di sepanjang perjalanannya, yang akan menyambangi seluruh 47 prefektur di Jepang menjelang upacara pembukaan Olimpiade pada 23 Juli mendatang.
Turut menghadiri upacara tersebut adalah Menteri Olimpiade Jepang Tamayo Marukawa dan Gubernur Tokyo Koike Yuriko.
Beberapa pertandingan sepak bola akan dilaksanakan di daerah yang dilanda bencana tersebut. Olimpiade Tokyo sendiri disebut sebagai “Olimpiade Rekonstruksi” ketika Tokyo meluncurkan penawarannya untuk menjadi tuan rumah sesaat setelah terjadinya bencana.
“‘Olimpiade Rekonstruksi’ selalu menjadi temanya bagi kami,” ujar Koike. “Tanpa rekonstruksi, Olimpiade ini tidak akan berhasil.”
Para pembawa obor, yang masing-masing akan berlari sejauh sekitar 200 meter, diminta memberikan informasi kesehatan mereka dan diimbau untuk tidak bersantap di luar bersama orang lain. Pihak penyelenggara juga memperingatkan penonton agar tidak berkerumun di sepanjang tepi jalan, selalu mengenakan masker, serta menghindari berteriak atau bersorak.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Iwaki, Jepang timur laut. (XHTV)