WARTABUANA – China secara tegas menentang campur tangan asing dalam urusan dalam negerinya, ungkap juru bicara China pada Minggu (14/3), menanggapi pernyataan Kelompok Tujuh (G7) terkait keputusan China dalam menyempurnakan sistem pemilihan umum (pemilu) di Hong Kong.
Perubahan dan penyempurnaan sistem pemilu di Hong Kong yang dilaksanakan oleh Kongres Rakyat Nasional (National People’s Congress/NPC) adalah murni urusan dalam negeri China, sebuah keputusan yang tidak membolehkan adanya pernyataan tidak bertanggung jawab dari negara asing mana pun, tutur juru bicara Kantor Urusan Hong Kong dan Makau Dewan Negara China.
Pernyataan G7 itu telah mendistorsi fakta, dan komentar mereka yang tidak berdasar itu telah melanggar hukum internasional dan norma dasar hubungan internasional, serta secara terang-terangan mencampuri urusan dalam negeri China, imbuh juru bicara tersebut.
Keputusan NPC itu memanifestasikan aspirasi bersama semua warga China, termasuk kompatriot dari Hong Kong, dan diharapkan menjadi solusi mendasar bagi terciptanya perdamaian dan stabilitas jangka panjang di Hong Kong, kata juru bicara tersebut.
Kegiatan ilegal yang sempat merajalela di Hong Kong untuk mewujudkan apa yang disebut “kemerdekaan Hong Kong”, mengorganisasi aksi kerusuhan, dan memicu tindak kekerasan bunuh diri, secara langsung memiliki kaitan dengan dukungan terbuka atau terselubung dari sejumlah negara Barat, papar juru bicara tersebut. Dia menambahkan bahwa sudah menjadi rahasia umum bahwa beberapa negara Barat memiliki agenda politik tersembunyi di balik campur tangan mereka dalam urusan Hong Kong dengan dalih “kebebasan” dan “demokrasi”.
China secara teguh bertekad untuk menentang kekuatan asing yang mencampuri urusan Hong Kong dan mengganggu urusan dalam negeri China, tambah juru bicara tersebut. “Segala bentuk perilaku hegemoni ditakdirkan untuk gagal.” [Xinhua]