WARTABUANA – Sebuah panel penasihat untuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) Amerika Serikat (AS) pada Jumat (26/2) merekomendasikan otorisasi penggunaan darurat vaksin COVID-19 Johnson & Johnson.
Panel tersebut, yang terdiri dari ahli penyakit menular, dokter dan ilmuwan, meyakini manfaat vaksin Johnson & Johnson lebih besar daripada risikonya bagi mereka yang berusia 18 tahun ke atas.
Suara positif itu, yang muncul setelah berjam-jam diskusi ilmiah, membuka jalan bagi keputusan resmi yang akan dibuat FDA akhir pekan ini.
Apabila vaksin Johnson & Johnson mendapat persetujuan FDA, ini akan menjadi vaksin ketiga yang tersedia di AS, setelah dua lainnya yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna.
Berbeda dengan dosis dua suntikan untuk vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna, vaksin Johnson & Johnson hanya membutuhkan sekali suntikan dan tidak membutuhkan penyimpanan ultradingin.
Johnson & Johnson mengajukan permohonan izin penggunaan darurat ke FDA pada awal Februari, menyerahkan data uji klinis yang melibatkan 44.000 partisipan di delapan negara.
Data menunjukkan vaksin itu 72 persen efektif mencegah kasus COVID-19 sedang hingga parah di AS.
Di Afrika Selatan, tempat sebuah varian coronavirus baru yang mampu menghindari beberapa bagian kekebalan tubuh menjadi dominan sejak akhir tahun lalu, vaksin itu 64 persen efektif melawan penyakit sedang hingga parah.
FDA merilis sebuah analisis pada Rabu (24/2), mengatakan vaksin Johnson & Johnson memberikan perlindungan yang kuat terhadap penyakit parah dan kematian akibat COVID-19, dan dapat mengurangi penyebaran virus oleh orang yang divaksinasi.
Panel lain, Komite Penasihat untuk Praktik Imunisasi di bawah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, dijadwalkan bertemu pada Minggu (28/2) untuk membahas apakah orang-orang harus mendapatkan vaksin ini dan berbagai pengaturan terkait.
Presiden AS Joe Biden pada Kamis (25/2) mengatakan jika FDA mengesahkan vaksin Johnson & Johnson untuk penggunaan darurat, badan tersebut berencana meluncurkan vaksinnya secepat yang dapat diproduksi oleh perusahaan.
Jika disetujui oleh FDA, sekitar 4 juta dosis vaksin Johnson & Johnson diperkirakan akan mulai dikirimkan paling cepat hari Senin (1/3), menurut perusahaan itu. [Xinhua]