WARTABUANA – Inggris melaporkan 8.489 kasus baru COVID-19, yang menambah jumlah total kasus coronavirus di negara itu menjadi 4.134.639, menurut data resmi yang dirilis pada Selasa (23/2) waktu setempat.
Inggris juga melaporkan tambahan 548 kematian terkait coronavirus. Total kematian terkait virus tersebut kini mencapai 121.305. Angka tersebut hanya mencakup kematian dalam 28 hari setelah pertama kali dinyatakan positif.
Data terbaru itu diumumkan saat hampir 18 juta orang di Inggris telah menerima dosis pertama vaksin coronavirus.
Menyusul pengumumannya tentang rencana mengakhiri karantina wilayah (lockdown) pada Senin (22/2), Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Selasa mengatakan bahwa dirinya “berharap” semua pembatasan coronavirus di Inggris akan dicabut pada 21 Juni mendatang.
“Saya berharap tetapi jelas tidak ada jaminan dan itu semua tergantung pada cara kita untuk terus berhati-hati dan terus mengikuti panduan di setiap tahapan,” katanya saat berkunjung ke salah satu sekolah di London selatan.
“Itulah mengapa sangat penting untuk melangkah secara hati-hati seperti yang kita lakukan,” katanya.
Inggris saat ini menerapkan lockdown nasional ketiga sejak pandemi COVID-19 merebak di negara itu. Langkah pembatasan serupa juga diterapkan di Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara.
Pada Selasa yang sama, Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon mengumumkan rencana pencabutan pembatasan coronavirus secara bertahap dengan empat orang dari dua rumah tangga diizinkan untuk bertemu di luar ruangan mulai 15 Maret.
Pemerintah Inggris hanya bertanggung jawab atas pembatasan coronavirus di Inggris. Pemerintah devolusi di Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara bertanggung jawab atas kebijakan mereka sendiri yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat.
Demi mengembalikan kehidupan ke keadaan normal, negara-negara seperti Inggris, China, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat berpacu dengan waktu untuk meluncurkan vaksin coronavirus. [Xinhua]