WARTABUANA – Peluncuran vaksin COVID-19 di seluruh Amerika Serikat (AS) telah berkontribusi secara signifikan terhadap penurunan tajam pada sejumlah indikator utama COVID-19, kata seorang ahli terkemuka dalam wawancara dengan Xinhua pada Senin (22/2).
“Peluncuran vaksin menjadi faktor utama di balik penurunan angka kasus baru, kematian dan rawat inap,” kata Zhang Zuofeng, profesor epidemiologi sekaligus associate dean untuk penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas California, Los Angeles.
Efeknya mulai terlihat 28 hari sejak peluncuran vaksin dimulai di negara itu pada 14 Desember tahun lalu, dan menjadi semakin jelas setelah sembilan pekan, tutur Zhang.
“Rata-rata insiden harian COVID-19 pada 14 Desember adalah sekitar 652 infeksi per 1 juta orang, lalu turun menjadi sekitar 257 infeksi per 1 juta orang pada 15 Februari, penurunan 60 persen pada pekan kesembilan sejak dimulainya vaksinasi di negara itu,” papar Zhang kepada Xinhua.
Dalam skala global, jumlah kasus harian baru COVID-19 menurun sekitar 51,3 persen setelah sembilan pekan sejak peluncuran awal vaksin, imbuhnya.
Kasus baru COVID-19 menurun tajam dalam lima pekan, rawat inap selama empat pekan, dan kematian selama dua pekan, menurut COVID Tracking Project.
Kendati demikian, jumlah kematian akibat coronavirus di AS mendekati angka 500.000 pada Senin, sebuah tonggak suram yang menggarisbawahi ancaman besar yang masih ditimbulkan virus tersebut secara nasional, bahkan ketika lebih banyak warga Amerika menerima vaksinasi.
Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS menunjukkan lebih dari 64,1 juta dosis vaksin telah diberikan di seluruh AS pada Senin.
Zhang memperkirakan, berdasarkan laju vaksinasi saat ini, sekitar 75 persen populasi AS akan divaksinasi pada Juli atau Agustus nanti.
Pekan lalu, peluncuran vaksin sempat terkendala akibat pemadaman listrik yang dipicu badai musim dingin di sebagian besar wilayah AS, dengan hampir semua negara bagian mengalami penundaan pengiriman.
Para pejabat berjanji untuk bekerja “dua kali lebih keras” untuk mengejar penundaan vaksinasi tersebut.
Kampanye vaksinasi nasional Presiden AS Joe Biden menargetkan 100 juta dosis vaksin coronavirus dua tahap disuntikkan dalam 100 hari pertama pemerintahannya.
Meski indikator-indikator utama COVID-19 di AS terus menurun, para ahli memperingatkan masyarakat agar tidak lengah mengingat negara itu saat ini menghadapi peningkatan infeksi varian baru coronavirus.
“Vaksin mampu memberikan beberapa perlindungan terhadap berbagai varian,” kata Zhang. “Jika kita bisa merampungkan vaksinasi massal untuk mencapai kekebalan umum sebelum varian-varian baru ini meluas, situasinya mungkin bisa terkendali.”
“Sebaliknya, jika peluncuran vaksin lebih lambat dari laju penyebaran varian (baru), dan varian tersebut berkembang menjadi pandemi, hal itu akan mendatangkan bencana besar,” tuturnya. [Xinhua/ Tan Jingjing]