WARTABUANA – Sebuah kesepakatan sementara dicapai antara Organisasi Tenaga Atom Iran (Atomic Energy Organization of Iran/AEOI) dan Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) pada Minggu (21/2) di Teheran, ibu kota Iran, untuk melanjutkan “verifikasi penting” hingga tiga bulan.
Kesepakatan tersebut diumumkan sesaat sebelum tengah malam melalui pernyataan bersama Kepala AEOI Ali Akbar Salehi dan Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi yang dipublikasikan di situs web resmi AEOI, usai kunjungan satu hari Grossi di Teheran.
Pernyataan bersama ini mengakui bahwa Iran pada 23 Februari akan menghentikan langkah-langkah sukarela yang ditetapkan dalam perjanjian internasional 2015 atas program nuklir Iran, atau yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA).
Batas waktu 23 Februari ditetapkan oleh Rencana Aksi Strategis untuk Melawan Sanksi (Strategic Action Plan to Counter Sanctions/SAPCS), sebuah undang-undang (UU) yang disahkan parlemen Iran pada Desember 2020 yang mengamanatkan pemerintah Iran untuk berhenti menerapkan Protokol Tambahan IAEA jika sanksi terhadap Iran yang seharusnya dicabut berdasarkan JCPOA tetap berlaku pada tanggal tersebut.
Agar IAEA dapat melanjutkan tugas verifikasinya dalam konteks ini, AEOI dan IAEA telah sepakat bahwa AEOI akan “terus menerapkan sepenuhnya dan tanpa batasan” perjanjian pengamanannya dengan IAEA, demikian bunyi pernyataan bersama tersebut.
Sebuah “kesepakatan teknis sementara yang sesuai dengan UU (SAPCS)” telah dicapai, yang memungkinkan IAEA melanjutkan “kegiatan pengawasan dan verifikasi penting … hingga tiga bulan ke depan,” ujar pernyataan tersebut.
AEOI dan IAEA juga sepakat untuk “meninjau secara berkala” kesepakatan teknis tersebut demi memastikan tujuannya tercapai, tambah pernyataan itu.
Kesepakatan tersebut dipublikasikan setelah pembicaraan intensif antara Salehi dan Grossi di Teheran. Kepala IAEA itu juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dalam kunjungannya.
Grossi, dalam pernyataannya pada Jumat (19/2), menyampaikan bahwa tujuan kunjungannya ke Teheran adalah mencari “solusi yang dapat disepakati bersama” bagi badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut untuk melanjutkan tugas verifikasinya di bawah JCPOA.
Pada Minggu, Zarif dalam wawancaranya dengan Press TV menegaskan bahwa Iran akan “kembali mematuhi secara penuh” JCPOA segera setelah para mitra setara mereka juga “kembali mematuhinya secara penuh.”
Menurut Zarif, sikap Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang menolak kebijakan “tekanan maksimum” terhadap Iran dari pendahulunya Donald Trump hanya sebatas ucapan, namun pada praktiknya dia masih menerapkan tindakan yang sama sejauh ini.
Teheran dan Washington menghadapi kebuntuan diplomatik selama berminggu-minggu mengenai pihak mana yang seharusnya lebih dahulu mengambil tindakan efektif untuk memulihkan kembali JCPOA. [Xinhua]