WARTABUANA – Badan antariksa Australia, Australian Space Agency (ASA), merilis peta jalan (roadmap) untuk mengembangkan industri manufaktur luar angkasa negara itu.
Rencana yang dipublikasikan pada Jumat (19/2) itu meliputi target dua, lima, dan 10 tahun untuk sektor tersebut seiring upaya pemerintah untuk memodernisasi manufaktur Australia menyusul krisis coronavirus.
Menurut roadmap itu, pada 2030 perusahaan-perusahaan Australia akan “dapat memproduksi dan kemudian meluncurkan satelit kecil ke luar angkasa, dengan fokus awal pada Orbit Rendah Bumi, Orbit Menengah Bumi, Orbit Geostasioner Khatulistiwa , dan lainnya, menggunakan peluncuran dari wilayah Australia.”
Australia akan “dikenal dengan infrastruktur dan kemampuan peluncuran yang memanfaatkan lokasinya yang unik di belahan bumi selatan,” menurut rencana itu.
Berbasis di Australia Selatan (South Australia/SA), ASA didirikan pada 2018 dengan tujuan meningkatkan nilai industri luar angkasa negara tersebut dari 3,9 miliar dolar Australia (1 dolar Australia = Rp10.901) menjadi 12 miliar dolar Australia dan menciptakan 20.000 lapangan pekerjaan baru pada 2030.
“Peta jalan ini menetapkan visi kami untuk investasi manufaktur di sektor ini, yang akan melengkapi upaya luar biasa yang telah dilakukan oleh ASA untuk menumbuhkan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja,” kata Menteri Industri, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Australia Karen Andrews dalam sebuah pernyataan pada Jumat.
“Dari produk yang diluncurkan ke luar angkasa seperti satelit nano dan kecil, hingga komponen luar angkasa seperti sensor dan rangkaian komunikasi, Australia memiliki banyak peluang unik di seluruh manufaktur luar angkasa,” katanya.
Dua lokasi peluncuran roket telah dibangun di Australia Selatan, yang telah meluncurkan sejumlah roket pada 2020. [Xinhua]