WARTABUANA – Tambahan 10.625 orang di Inggris dinyatakan positif COVID-19, sehingga total kasus coronavirus di negara Eropa itu menjadi 4.058.468, menurut data resmi yang dirilis pada Selasa (16/2).
Negara tersebut juga melaporkan 799 kematian baru terkait coronavirus. Dengan begitu, total kematian akibat virus itu di Inggris kini mencapai 118.195. Angka tersebut hanya mencakup kematian yang terjadi dalam kurun waktu 28 hari setelah tes positif pertama mereka.
Angka terbaru itu diungkap saat lebih dari 15,5 juta warga Inggris telah menerima suntikan pertama vaksin coronavirus.
Menteri Distribusi Vaksin Inggris Nadhim Zahawi menyampaikan bahwa pemerintah “tidak akan beristirahat” sampai vaksin diberikan kepada semua orang berusia di atas 50 tahun hingga akhir April nanti. Inggris menargetkan untuk menyuntikkan dosis pertama kepada semua orang dewasa di negara itu hingga musim gugur.
Pada Selasa yang sama, Kantor Statistik Nasional (Office for National Statistics/ONS) Inggris mengatakan bahwa jumlah kematian mingguan terkait coronavirus di Inggris dan Wales menurun untuk kali pertama sejak Natal.
Dalam pekan yang berakhir pada 5 Februari, terdapat 7.320 kematian yang mencantumkan COVID-19 pada akta kematian, menurun 13 persen dari 8.433 kematian pada pekan sebelumnya, menurut ONS.
Saat ini Inggris memberlakukan karantina wilayah (lockdown) nasional ketiga sejak pandemi merebak di negara itu. Langkah pembatasan serupa juga diterapkan di Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson diperkirakan akan mengungkapkan rencana untuk mengakhiri pemberlakuan lockdown pada 22 Februari. Dia telah menyampaikan harapannya untuk membuka kembali sekolah-sekolah di Inggris mulai 8 Maret sebagai bagian dari rencana itu.
Selain itu, Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon pada Selasa mengonfirmasi bahwa kembalinya para siswa ke ruang-ruang kelas di negara itu akan dimulai secara bertahap pada Senin (22/2). [Xinhua]