WARTABUANA – Dari rekaman kamera CCTV, terlihat fakta mengerikan dalam kasus pengeroyokan sadis yang dilakukan 12 preman terhadap prajurit militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Batalyon Infateri Raider 715/Motuliato.
Dari rekaman CCTV peristiwa pada Senin (01/2/2021) dinihari itu, Pratu Miftahul Ikhsan Rambe, sempat berusaha membela diri dengan menangkis serangan brutal belasan preman itu. Namun, akhirnya Miftahul tersungkur di tanah sekitar area halaman tempat hiburan malam, Queen Tirta Club, Kota Gorontalo.
Dalam kondisi sudah tak berdaya, 12 preman tak kunjung menghentikan kebrutalannya. Seorang preman mengambil batu berukuran besar dan menibankannya ke tubuh prajurit TNI itu. Lalu, 12 preman secara bergantian menendangi dan menginjak-injak korban yang sudah tak berdaya.
Pada rekaman itu 12 preman lalu pergi meninggalkan korban yang sudah tak berdaya. Mereka berjalan menuju parkiran dan masuk ke dalam mobil. Saat itu, Pratu Miftahul terlihat berusaha bangkit dan berdiri.
Nahasnya ketika dia berdiri, dua mobil yang dipakai 12 preman melaju ke arahnya. Pelaku mendadak menghentikan laju mobil, mereka berhamburan keluar mobil memburu korban dan kembali menghajar Pratu Miftahul.
Walau sudah dalam kondisi seperti itu, tampak prajurit TNI Angkatan Darat itu memberikan perlawanan. Tapi akhirnya dia tumbang untuk kedua kalinya. Korban pun tersungkur dan terkapar. Pelaku kemudian masuk ke dalam mobil dan pergi meninggal korban dalam kondisi sekarat.
Kasus pengeroyokan ini terjadi berawal dari cek cok mulut antara korban dengan salah satu preman bernama Rinto Sabua. Keributan baru pecah di luar tempat hiburan itu.
Sampai saat ini korban masih menjalani perawatan serius tim dokter di Rumah Sakit Umum Aloei Saboe. Sementara kepolisian mengklaim telah meringkus enam dari 12 preman tersebut.
Kronologi awal kejadian, yakni sekitar pukul 01.00 WITA Sertu Tirta dan Pratu Miftahul Ikhsan Rambe anggota Yonif R 715/MTL tiba di THI Queen Tiara Club bersama seorang teman sipil. Berselang empat jam, Sertu Tirta terlibat Adu Mulut dengan Rinto. “Ngana Tidak Kenal Kita,” ucap Rinto.
Sekitar pukul 04.10 WITA Sertu Tirta dan Rinto keluar dari Hall Queen Tiara Club ke tempat parkir. Rinto memanggil teman-temannya dan langsung mengeroyok Sertu Tirta dan Pratu Miftahul.
Sertu Tirta dikejar teman-teman Rinto menggunakan Samurai yang mengakibatkan Sertu Tirta terpaksa melarikan diri dan meninggalkan Miftahul di keroyok Rinto CS. Puas mengeroyok, Rinto Cs meninggalkan lokasi dua mobil.
Sekitar Pukul 04.30 WITA Miftahul dibawa ke Rumah Sakit Umum (RSU) Aloei Saboe untuk mendapatkan perawatan medis karena mengalami luka di bagian kepala dan bagian Punggung serta Perut karena pukulan dihantam pakai kayu dan batako.
Pengeroyokan terjadi karena Rinto mendorong gelas ke dada Sertu Tirta. Dalam pengaruh minuman keras, Rinto bersama teman-temannya terlibat adu mulut dengan Sertu Tirta.
Pada saat pengeroyokan sudah diberitahukan oleh pengunjung lain kepada Rinto bahwa yang dipukul adalah anggota TNI, tetapi Rinto malah mengeluarkan kata-kata tak patut. “Saya tidak takut TNI dan saya akan mencari anggota TNI yang lain akan terjadi hal yang sama seperti ini,” sesumbarnya.[]