WARTABUANA – Ekspor sepeda China mencapai 1,1 miliar dolar Amerika Serikat (1 dolar AS = Rp14.182) pada kuartal ketiga (Q3) 2020, angka kuartalan tertinggi dalam 25 tahun, yang didukung oleh permintaan luar negeri yang meningkat tajam.
Dari Januari hingga September, produksi sepeda konvensional dan sepeda listrik China membukukan pertumbuhan dua digit, menurut data dari Administrasi Umum Kepabeanan (GAC) China.
Sejumlah pabrik sepeda dalam negeri China telah beroperasi dengan kapasitas penuh sejak Juni, tetapi masih gagal memenuhi pesanan.
“Penjualan kami melonjak 50 persen secara tahunan selama periode Juni-Oktober,” ungkap Yu Yuefeng, manajer sebuah perusahaan sepeda yang berbasis di Shanghai.
Bersepeda menjadi kian populer di seluruh dunia di tengah pandemi COVID-19, karena banyak orang mencari alternatif transportasi selain bus dan kereta bawah tanah yang padat. Selain itu, warga yang tidak dapat pergi ke pusat kebugaran (gym) mencoba mencari cara lain untuk berolahraga.
Pandemi ini juga mendorong peningkatan tajam permintaan skuter listrik (e-scooter), yang sebelumnya merupakan segmen tertentu dari pasar secara keseluruhan.
“Dari Mei hingga November, pesanan kami meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun lalu,” kata Xu Yue, manajer sebuah pabrik e-scooter di Provinsi Zhejiang, China timur. [xinhua]