WARTABUANA – CEO PT. Intaro Holding Company, Gde Laksananta Sandiyasa Arsada menyambut baik dan mendukung penuh penyelenggaraan Parfi Awards 2020 dengan tema, “Etnik, Unik dan Matafisik” yang malam puncaknya digelar di Prime Plaza Hotel, Sanur, Bali pada 10 Maret 2020 mendatang.
Saat menerima Panitia Penyelenggara Parfi Awards 2020, di Denpasar, Bali, Selasa malam (31/12/2019) lalu Sandiyasa memaparkan, jika film menjadi medium strategis untuk mengenali budaya suatu bangsa. Belum ada medium lain yang bisa menyamai kemampuan film dalam mengekspresikan realitas, termasuk realitas budaya dan identitas kebangsaan.
“Masyarakat yang beragam membutuhkan ekspresi beragam pula. Di tengah berbagai krisis koeksistensi yang melanda negeri ini kita perlu meningkatkan peran film sebagai perantara sosial. Berdampingan dengan perannya sebagai komoditas komersial,” tambahnya.
Penghargaan ini menurutnya, penting untuk memperluas tolok ukur karya sinema. “Kita perlu menakar film Indonesia lebih dari capaian ekonomi semata. Mengingat film tidak saja berfungsi sebagai komoditas komersial, tapi juga sebagai perangkat strategis dalam interaksi kultural,” paparnya.
Bawah kendali PT. Sandi International Picture, Sandiyasa juga telah menyiapkan perangkat produksi dan distribusi film. Melalui Production House (Rumah Produksi) yang didirikannya ini harapannya, industri perfilman di tanah air dapat lebih mandiri serta mengalami pertumbuhan.
Sandiyasa juga mengingatkan, untuk mewujudkan capaian komersial, sineas tidak bisa lepas dari pemanfaatan unsur dan pengelolaan strategi kultural — pemahaman akan subjek, pakem budaya, kebiasaan warga, psikologi penonton, dan sebagainya.
Dari sekian banyak proses dan karya yang membentuk perfilman nasional, kata Sandiyasa, film Indonesia masih diartikan sebatas film yang beredar di bioskop. Bioskop saat ini masih dipandang sebagai kanal distribusi yang paling stabil, dan paling diakrabi publik.
“Oleh karena itu, selain produksi dengan target produksi setiap bulan satu judul film, kami juga telah menyiapkan kanal distribusi berupa bioskop online, dan bioskop rakyat. Bioskop rakyat, berupa layar tancap modern yang akan kami bangun di tingkat kecamatan. Di tiap kecamatan ada satu unit perangkat layar tancap, dengan empat layar. Pola seperti ini sudah berlangsung di Amerika,” paparnya.
Melalui upaya ini, lanjut Sandiyasa, film Indonesia tidak hanya tersedia dan bisa diakses oleh warga kelompok ekonomi tertentu. Atau bioskop hanya tersedia di kota-kota besar. Bioskop kelas menengah-atas yang hampir semuanya berada dalam mal dan pusat perbelanjaan elit. “Akibatnya film Indonesia hanya relevan bagi sejumlah kelompok warga, dan kurang menyentuh aspek kultural masyarakat Indonesia secara luas,” ungkapnya.
Sandiyasa juga mengingatkan, untuk mewujudkan capaian komersial, sineas tidak bisa lepas dari pemanfaatan unsur dan pengelolaan strategi kultural — pemahaman akan subjek, pakem budaya, kebiasaan warga, psikologi penonton, dan sebagainya. “Untuk mewujudkan capaian-capaian kultural, sineas tidak bisa lepas dari pemanfaatan unsur dan pengelolaan strategi komersial—perencanaan alur kas, pengedaran, promosi, akses permodalan, dan sebagainya,” pesannya.
Parfi Awards 2020 akan diawali dengan kegiatan Roadshow di 10 Kota. Kota-kota tersebut antara lain; Bali, Banyuwangi, Bandung, Pekalongan, Lampung, Bengkulu, Palembang, Jambi, Kalimantan, Makassar, dan kota-kota lainnya. Berbagai atraksi seni budaya, dialog interaktif, workshop film, lomba, dan hiburan bertema ’Ghost Mania Festival’ akan ditampilkan di acara ini.
Potensi Anak Muda
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Panitia Penyelenggara Parfi Awards 2020, Firman Nurjaya menyampaikan, bahwa kegiatan yang diselenggarakannya dapat menjadi sarana transformasi kebudayaan berbasis pada potensi anak muda. Yaitu; anak muda yang terampil dan kreatif — memiliki kompetensi global, tumbuh berdasarkan potensi multikultural bangsa.
”Strategi inilah selayaknya tersosialisasi dan dapat menjadi panduan serta memiliki skala prioritas bagi masyarakat kita. Menjadi inspirasi yang mengilhami, meneladan, dan menggerakkan hati untuk mencipta, dengan berbagai karya luhur yang memiliki kearifan; wewaler,” kata Firman.
Budaya Indonesia, lanjut Firman, memiliki khasanah kisah-kisah menarik dalam berbagai persepsi visual; cerita dongeng, legenda, fabel, hikayat, dan mitos. “Peranan cerita ini terbukti dapat menjadi media komunikasi tradisional yang memberi keteladanan, dan pendidikan moral,” ujar sutradara yang juga Direktur Utama PT. Sandi International Picture ini.
Parfi Awards 2020 akan diawali dengan kegiatan Roadshow di 10 Kota. Kota-kota tersebut antara lain; Bali, Banyuwangi, Bandung, Pekalongan, Lampung, Bengkulu, Palembang, Jambi, Kalimantan, Makassar, dan kota-kota lainnya. Berbagai atraksi seni budaya, dialog interaktif, workshop film, lomba, dan hiburan bertema ’Ghost Mania Festival’ akan ditampilkan di acara ini.
Pada kesempatan tersebut, hadir sejumlah pimpinan perusahaan di bawah PT. Intaro Holding Company, yang juga turut mendukung penyelenggaraan Parfi Awards 2020. Mereka antara lain; Nurlaila (Direktur Utama PT. Aura Ratu Pertiwi), Ni Wayan Septarini (Direktur Utama PT. MBX), Ni Wayan Julianti (Direktur Utama PT. Winnerbank Digital Axchanger), I Wayan Sulandra (Direktur Utama PT. Intaro Bangun Persada).
Hadir juga, Antonius I Made Suryanto (Direktur Utama PT. Intaro Buana Nusantara), Iendah Shinta Ariesanty (Direktur Utama PT. Intaro Finansial Teknologi), I Gusti Ayu Made Sulastri (Direktur Utama PT. Intaro Lestari Phusaka), Joenawa Nawaksara (Direktur Be Happy), Arifudin P. (Direktur Roadlink), Nurcholis (Direktur In Beauty), Komang Agus Edi Saputra (Direktur X Points), I Gede Agus Saputra (Direktur Pilogy), I Putu Gede Sukaneda Andisana (Direktur IT), dan Komang Udayani (Manajer Sandiwangi).[]