WARTABUANA – Fashion Desaigner Leny Rafel melakukan soft launching program “Fashion Preneur Class”. Mengawali pembukaan private class itu, Leny Rafael menggelar pelatihan gratis membuat pola dengan metode moulage bersama praktisi fashion Yan Maulana dan Ria Indriati yang diikuti 30 peserta.
Acara yang dilakukan di rumah sekaligus work shop Leny Rafael di kawasan Bintara, Bekasi pada Sabtu (9/11/2019) itu memberikan banyak manfaat bagi peserta. Selain mendapat pengetahuan tentang membuat pola dengan cara praktis, peserta yang datang dari beberapa daerah di Jabodetabek itu juga mendapat banyak info dan tips dari Leny Rafael yang baru saja mengikuti ASC – Fashion Week New York, Amerika Serikat.
“Kegiatan hari ini merupakan soft launching dari “Leny Rafael Fashion Preneur” yang akan saya buka di bulan Nopember ini. Hari ini Coach Yan Maulana dan Ria Indriati berbagi ilmu membuat pola dengan metode moulage dan saya juga share pengalaman kepada para fashion desaigner pemula,” ujar Leny Rafael.
![](https://www.wartabuana.com/wp-content/uploads/2019/11/moulage2.jpg)
Kelas gratis itu menjadi bagian upaya ‘tebar manfaat’, semacam CSR dari usaha bisnis fashion-nya. Dengan cara seperti ini dia berharap bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi sesama, terutama untuk mereka yang menggeluti usaha fashion.
Menurut Yan Maulana yang juga fashion consultan ini, metode moulage sudah ada sejak lama. Metode ini tidak menggunakan hitungan dan rumus seperti pada pembuatan pola konvensional. “Moulage adalah membuat pola dengan memanipulasi kain pada patung sehingga menjadi bentuk desain baru. Selanjutnya diaplikasikan ke dalam pola,” jelasnya.
Leny Rafael Fashion Preneur Class berupa private class, setiap kelas maksimal diikuti empat peserta. Kelas ini bisa diikuti peserta yang baru memulai profesi sebagai fashion desaigner dan mereka yang sudah memiliki brand.
“Fashion Preneur Class ini akan menciptakan fashion preneur baru dengan brand-brand baru. Mereka akan dididik dan diarahkan mulai dari dasar hingga melaunching brand-nya,” ungkap Leny Rafael.
Sementara itu, untuk peserta yang sudah memiliki brand akan mendapat pelatihan, sharing pengalaman serta ‘tips and trick’ tentang seluk beluk bisnis di dunia fashion. “Pengalaman adalah guru terbaik. Nah, saya akan membagikan pengalaman saya agar peserta private class ini tahu harus berbuat apa untuk memajukan usahanya ,” jelas Leny Rafael.
Menurut Leny Rafael, banyak fashion desaigner yang sudah memiliki brand namun bisnisnya hanya jalan di tempat. Hal itu bisa terjadi karena mungkin mereka kurang mengerti “jalur-jalur” yang harus dilalui.
“Misalnya cara mengikuti fashion show atau eksebisi yang bonafid. Mereka tidak tahu link-nya, ataupun mereka yang sudah sering ikut fashion show namun market bisnisnya tidak jalan. Itu akan kita bantu,” kata Leny Rafael.
Terkait banyak fashion desaigner yang usahanya stagnan, menurut Leny Rafael salah satu penyebab utamanya karena mereka tidak open minded, sementara perkembangan bisnis fashion tumbuh dengan sangat pesat. “Dan kita lupa, hampir semua bisnis harus memiliki mentor. Nah kehadiran Leny Rafael Fashion Prenuer Class ini bisa menjadi mentor yang tepat. Selain memberikan materi yang sesuai kondisi terkini di era milenial, private class akan dibimbing para mentor profesional dan pakar di bidangnya,” ungkap Leny Rafael.
Latar belakang hadirnya “Leny Rafael Fashion Prenuer Class” ini karena pengalaman pribadi yang dirasakan Leny Rafael selama menggeluti dunia fashion. Berdasarkan pengalaman itu dia ingin berbagi agar peserta private class bisa menjalani profesi dan bisnisnya tanpa banyak halangan dan cepat sukses. []