JAKARTA, WB – Ketua Komisi IV DPR RI, Edhy Prabowo, menilai bahwa numpuknya gula hasil petani sebanyak ribuan ton di berbagai daerah harus segera disikapi serius oleh pemerintah. Pemerintah kata Edhy, harus segera mencari jalan keluar demi kelangsungan hajat hidup para petani gula.
“Regulasi yang dikeluarkan harus memudahkan dan menguntungkan petani. Selain mencabut PPN, pemerintah juga harus memberi kelonggaran terkait SNI. Pada prinsipnya gula bukanlah sesuatu yang berbahaya untuk dikonsumsi, kecuali bagi pengidap penyakit gula. Karena itu, pemberian label SNI harus lebih fleksibel,” kata Edhy melalui siaran persnya, Senin (28/8/2017).
Edhy mengatakan, jangan hanya karena warna gula sedikit kuning langsung dinyatakan tidak SNI dan pabriknya langsung ditutup. Pemerintah perlu arif dan bijaksana bahwa rata-rata pabrik milik petani sudah berusia tua dan kalah oleh pihak swasta yang alatnya lebih modern. Pemerintah lanjut Edhy, seharusnya mengajak diskusi dan memberikan edukasi kepada petani, bukannya langsung mengeksekusi.
“Pemerintah juga harus memiliki neraca kebutuhan gula yang tepat dan jelas agar dapat memprediksi kebutuhan gula dan menjaga stabilitas harga. Gula hasil petani pun harus disesuaikan harganya agar dapat bersaing dengan gula impor, ” katanya.
Edhy melanjutkan, sangat ironis bila gula hasil impor dapat laku di pasaran, sementara gula hasil petani sendiri tak laku dan menumpuk di gudang. Apalagi ada dugaan gula impor sudah menyasar konsumen gula petani.
“Kalau kondisinya terus menerus seperti ini lebih baik pemerintah jangan melakukan impor gula sebelum gula dari petani lokal laku di pasaran. Baik di sektor industri hingga kebutuhan rumahan, ” ujarnya.[]