BANDUNG, WB- Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Badan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (BP3IPTEK) saat ini sedang membantu persiapan bagi pembuatan mobil angkutan pertanian untuk petani di desa.
“Ini adalah sejenis mobil angkutan pertanian di bawah truk jenisnya. Bentuknya kecil, mini bus atau mini truk dan harganya miring dan dikhususkan melayani dan dimiliki oleh petani,” kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, usai menghadiri Peresmian dan Pemberian Penghargaan pada Kolokium BP3IPTEK Provinsi Jabar tahun 2016 di Bandung, Kamis (15/12/16).
Pria yang akrab disapa Aher ini mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat saat ini terus berupaya menggenjot inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendorong pembangunan di wilayahnya.
Ia mengatakan melalui BP3IPTEK, Pemprov Jawa Barat akan terus berupaya untuk melahirkan inovasi-inovasi yang berhubungan dengan ketahanan pangan seperti pertanian, peternakan dan teknologi.
“Dan alhamdulillah saat ini BP3IPTEK sudah menghasilkan bayak hal yang tentu akan kita jadikan inovasi dalam rangka percepatan pembangunan di Jabar,” kata dia.
Menurut Aher, di luar urusan ketahanan pangan, Pemprov Jawa Barat saat ini juga mendukung pengembangan robotic yang dilakukan pihak perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di wilayahnya.
Selain itu ada mobil elektronik yang tengah digarap oleh Universitas Pendidikan Indonesia, kata Aher, pihaknya masih mempertimbangkan mengangkat inovasi tersebut dan dirinya memastikan khusus mobil desa akan digarap dalam waktu dekat.
“Kami ingin mengapresiasi hasil penelitian, ke depan kita ingin mendayagunakan iptek sebagai basis dari pembangunan di Provinsi Jawa Barat,” kata dia.
Aher memastikan jika iptek dijadikan landasan maka hasil akhirnya bisa dipertanggungjawabkan seperti yang terjadi saat ini bahwa APBN dan APBD sudah mulai basis ilmiah dijadikan salah satu bagian dalam anggaran.
Oleh karena itu, lanjut dia, untuk ke depan lewat BP3IPTEK pihaknya mendorong perguruan tinggi negeri dan swasta, peneliti dan masyarakat untuk urun rembug supaya selalu melahirkan inovasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Biasanya hasil penelitian itu bahasanya ilmiah sehingga pejabat itu sulit membaca jika masih seperti itu, Karena itu di BP3IPTEK jurnal ini menjadi bahasa jurnalistik agar bisa diterjemahkan menjadi program,” kata dia.
sumber: ANTARA.[]